"Jika kau hanya singgah untuk sementara, tak mengapa. Aku akan menyambut dan juga melepasmu secara sukarela."
~FEARFUL~
•••
Sebuah mobil silver memasuki kawasan tempat parkir sekolah. Gadis yang duduk di kursi penumpang segera keluar setelah mobil terparkir. Disusul oleh pemuda tinggi dengan tatanan rambut rapi dan ekspresi datar khasnya.
"Ayo, Jeff!"
Biasanya Allea akan langsung pergi tanpa menunggu pemuda itu. Namun, kali ini ia ingin caper agar Jeff lebih lunak padanya.
"Pagi, putri tidur!" Riko tiba-tiba muncul.
Kebetulan sekali mereka bertemu dengan Raka dan Riko yang baru selesai memarkirkan motornya yang letaknya terpisah dari parkiran mobil.
"Apaan sih!" protes gadis itu tak terima.
"Cocok tuh jadi julukan lo. PUTRI TIDUR! Hahaha!"
"Terserah anda, Aligator," sarkas Allea tak mau kalah.
Riko tersenyum sembari mengacak rambut Allea, lalu menariknya. Senjata andalannya untuk mengerjai gadis itu. Kaki Allea melayang mengenai betisnya, membuat Riko meringis pelan.
"Sudah-sudah jangan ribut! Mending kita ke kelas." Raka menengahi pertikaian mereka yang bisa terus berlanjut jika tidak dihentikan.
Jeff berjalan lebih dulu tanpa kata, membuat ketiganya ikut mengsejajarkan langkah. Belum jauh mereka dari posisi awal, seseorang datang menghampiri. Mereka berempat terpaksa berhenti.
"Hi!"
Gadis itu jadi kikuk melihat kedatangan orang yang beberapa hari terakhir mengabaikan dirinya. Namun, hari ini ia malah dengan berani menyapanya di depan ketiga sahabatnya.
Senyum ramah di bibir orang tersebut tak luntur meski ketiga orang di samping Allea menatapnya berbeda-beda. Raka yang menatapnya dengan senyum tipis, Jeff yang menatapnya datar, sedangkan Riko menatapnya sinis.
"Kebetulan banget kita semua ketemu di sini. Gue mau bicara bentar. Boleh, kan?"
Tidak ada yang menanggapi ucapan pemuda itu. Allea melirik tiga sahabatnya yang malah diam.
"Iya, Kak!" balas Allea mewakili.
Bagaimana pun juga, Nando adalah kakak kelas yang harus dihormati. Makanya Allea terpaksa menyahut.
Tatapan Nando terfokus pada Allea. Pandangannya yang teduh, terlihat merasa bersalah. "Aku mau minta maaf karena mengabaikan kamu beberapa hari ini. Aku sadar, ternyata salah paham sama kamu selama ini."
Sungguh Allea dibuat bingung dengan banyak hal. Nando yang ramah, lalu tiba-tiba mengabaikannya, lalu tiba-tiba lagi ramah dan minta maaf padanya. Banyak rahasia yang tak gadis itu ketahui.
"Gue juga mau mengucapkan terima kasih sama kalian bertiga, soal yang kemarin." Nando menatap bergantian ketiga orang di samping Allea.
"Ga perlu terima kasih, kami lakuin itu bukan karena lo."
Allea menatap mereka penasaran dan juga bingung. "Sebenarnya ada apa?"
Nando melirik ketiga sahabat Allea meminta persetujuan untuk memberitahunya atau tidak.
"Bentar lagi bel, ke kelas sana!" Jeff mendorong Allea agar segera pergi.
***
"Allea, ada yang nyariin lo," teriak seorang siswa di dekat pintu.
Teriakan itu berhasil membuat penghuni kelas menoleh ke arahnya. Allea meringis malu, menunduk sambil menutupi wajah dengan telapak tangan.
"Ciee ... di apelin ketua basket," goda Caca yang baru saja mengintip ke luar lewat jendela.
Hah!!
Hal itu membuat jantungnya memompa lebih cepat. Ia ke luar kelas dengan perasaan grogi. Ada Nando yang langsung tersenyum merekah saat melihat kedatangannya. Pemuda itu nekat menemui Allea di kelas karena pagi tadi tidak bisa bicara banyak dengannya sebab Allea sedang bersama sahabatnya.
"Hai, sorry aku ganggu," ucapnya sambil menggaruk tengguk bingung.
Meski begitu gugup, Allea bisa mengendalikan eskpresi dengan menatapnya datar.
"Emm ... hari ini 'kan cafe libur. Kita jalan-jalan, yuk! Sebagai permintaan maaf karena udah nyuekin kamu."
Ajakannya membuat mata gadis itu melebar terkejut.
"Lo mau 'kan?"
Allea memandang sembarang arah, bingung dan berfikir keras apakah akan mengiyakan atau menolaknya.
Diamnya Allea tak menjadi masalah untuk Nando. "Aku tunggu di parkiran sepulang sekolah."
"Aku belum bilang iya, Kak."
"Aku pergi dulu, jangan lupa sepulang sekolah!" Nando pergi meninggalkan Allea dalam kebingungannya.
Orang itu telah pergi, tapi efeknya masih di sini. Allea diam mematung. Tangannya memegang dada, detakannya terasa begitu nyata.
Saat jam pulang tiba, ia tak bisa lagi menyembunyikan perasaan gugup dan nervous. Allea menuju parkiran dengan pikiran kosong. Langkahnya terhenti saat tak jauh dari parkiran, ia melihat ketiga sahabatnya sedang mengelilingi Nando. Mereka tengah berbincang serius. Allea melangkah cepat mendekati mereka. Keempatnya menoleh hampir bersamaan saat menyadari kedatangan Allea.
"Kalian ngomongin apa?" Allea langsung menodongkan pertanyaan itu saat berada di depan mereka.
"Gak ada," jawab Jeff lebih dulu.
"Bukan apa-apa, kok, Lea. Gak usah dipikirin," jawab Raka meyakinkan.
Allea melayangkan tatapan curiga pada mereka. Pembicaraannya langsung berhenti saat dirinya datang, membuatnya sangat penasaran.
"Kamu mau 'kan jalan sama aku?" tanya Nando menarik atensi Allea. Nando bertanya kembali karena Allea belum menjawab ajakannya tadi.
Gadis itu melirik tiga sahabatnya terutama pada Jeff. Ia jadi kikuk karena mereka tak banyak bicara. Jeff memang irit bicara, tapi si kembar tak sedarah Raka dan Riko juga ikut irit mengeluarkan suara.
"Aku udah izin sama mereka."
Tatapan tak percaya Allea terbit saat mendengarnya. Ia jadi kagum dengan keberanian Nando. Belum pernah ada pemuda yang bersikeras mengajaknya keluar.
"Jadi, mau 'kan?" tanyanya memastikan.
Tidak mau mengecewakan effort kakak kelasnya itu, membuatnya mengangguk pelan. Nando bersorak senang dalam hati.
Riko maju dan memegang lengan Allea. "Eh, enggak segampang itu untuk membawa Lea pergi."
"Maaf, Kak. Kami bertiga akan ikut juga," tambah Raka sesopan mungkin pada seniornya.
"Kok, gitu?" tanya Allea tak terima. Ia jadi malu dan tak enak pada Nando karena kelakuan sahabatnya.
"Lo ga ingat syarat yang gue kasih waktu itu," beritahu Jeff mengingatkan.
Ingatan Allea kembali di hari saat ia meminta maaf pada Jeff. Pemuda itu memaafkannya dengan syarat, Allea harus izin dan memberitahu mereka bertiga jika ingin keluar. Tidak hanya itu, saat keluar salah satu dari mereka harus menemaninya. Namun, saat ini malah mereka bertiga yang ingin ikut.
Riko merangkul gadis di sampingnya. "Hari ini kami akan jadi bodyguard lo."
"Enggak apa-apa kalau mereka mau ikut," ucap Nando pasrah, tapi tidak ikhlas. Ketika ingin mengajak Allea menuju motor miliknya.
Riko kembali menahannya. "Eh, eh, eh, tunggu dulu!"
Jeff mendekati mobilnya, "Allea berangkat bareng gue."
Riko mendorong Allea untuk segera masuk ke mobil Jeff. "Gue sama Raka ikut nebeng di mobil Jeff. Lo bawa motor sendiri aja atau kalau mau ikut nebeng sama kita."
Nando menggaruk tengkuk kebingungan. Seharusnya ini bisa menjadi momen pentingnya bersama Allea, tapi malah gagal karena direcoki ketiga sahabat gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEARFUL (Revisi)
Novela JuvenilAlleana Zanara dengan segala permasalahan sosialnya. Si gadis introvert, pendiam, dan anti sosial. Perpaduan sempurna yang membuatnya tidak bisa bergaul. Beruntungnya ia masih memiliki sahabat. Sebagai orang yang sulit bersosialisasi, kehidupan Alle...