016. Kebohongan

329 35 0
                                    

"Sulit didapat, tapi mudah hilang, yaitu rasa percaya. Ketika rasa percaya hilang, hilang pula empati seseorang terhadapmu."

~FEARFUL~

•••

"Lo pacaran sama Kak Nando?!"

Kalimat itu membuat Allea langsung menegakan punggung menatap heran Riska yang duduk di sampingnya.

"Nggak, lah!"

"Masa, sih? Rumor itu udah tersebar di sekolah. Gue sama Caca juga lihat lo boncengan sama dia. Lo cewek pertama yang dibonceng selain sahabatnya."

Hal itu membuat Allea terkejut. Namun, jika teringat Nando mengabaikannya, ia tidak mau ambil pusing. Rumor semacam itu memang mudah tersebar.

"Emang dia ga pernah confess gitu?

"Dia siapa?"

"Kak Nando lah! Gue yakin dia suka sama lo," ucap Caca ikut bersuara. "Dia pernah minta nomor lo. Awalnya ga gue kasih, tapi dia maksa banget. Terpaksa gue kasih, deh."

Tidak mau kegeeran, Allea menampik dalam hati mengenai perkataan Caca tentang Nando yang menyukainya. Ia tidak akan percaya selama bukan orangnya sendiri yang mengatakan itu.

"Yah, padahal gue nunggu kalian jadian," keluh Riska lesu.

"Ga mungkin!"

"Kenapa?" tanya Riska dan Caca hampir bersamaan.

Ia memandang keduanya bergantian, berpikir apakah bisa mempercayai mereka. Namun, jika mengingat betapa baiknya mereka pada Allea selama ini, mungkin ia bisa sedikit terbuka pada keduanya.

"Kayaknya dia lagi marah sama gue."

"Kok bisa?"

Bahu Allea terangkat sebagai jawaban. Tidak ingin menjelaskan lebih pada mereka.

"Kayaknya lo ada buat salah. Lo harus minta maaf kalau gitu!!" ucap Riska menggebu. "Biar gue yang bantu!"

"Kok, malah lo yang paling bersemangat?" tanya Caca heran.

Hanya tawa canggung Riska yang jadi jawaban pertanyaan Caca. Ia memang paling bersemangat jadi Mak comblang untuk Allea.

Entah apa alasannya.

***

Setelah memberitahu keduanya, bahwa ia bekerja di cafe yang merupakan milik ibu Nando, Riska dan Caca memaksa ingin ikut melihatnya bekerja, sekaligus menemaninya menemui Nando. Allea bahkan harus berbohong pada Jeff, jika ia pulang bersama mereka untuk kerja kelompok.

"Pokoknya harus minta maaf. Mau lo buat salah atau enggak, lo tetap minta maaf. Ga mungkin 'kan dia tiba-tiba cuek tanpa alasan."

"Gue—"

Belum sempat Allea menjawab, Riksa langsung menariknya masuk ke dalam cafe. Setelah membuka pintu, gadis itu langsung mencari keberadaan Nando. Ternyata pemuda itu sedang duduk di sudut dekat jendela. Yang menjadi perhatian Allea adalah gadis yang sedang bersamanya.

"Siapa dia?" tanya Allea penasaran.

"Masa lo ga tau?" bisik Riska memelankan suaranya. "Dia Anisa, sahabatnya Kak Nando."

Mulut Allea membulat paham. Dikarenakan tidak mau menggangu mereka, ia ingin langsung bekerja saja. Akan tetapi, Riska menahannya pergi.

"Gue mau kerja!"

"Nanti aja! Pelanggannya masih sepi. Mending bicara dulu sama Kak Nando," tegasnya sembari menyeret gadis itu mendekat ke meja kedua kakak kelasnya.

"Hi, Kak!" sapa Riska membuat kedua orang itu mendongak menatap kedatangan mereka bertiga.

FEARFUL (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang