1

2.3K 117 21
                                    

Gip Lisa! Yang tidak nyaman dengan cerita gip, boleh langsung skip saja, ya! Yang minat baca, selamat membacaaa...

Cerita ini sudah ada di draft dari tahun lalu 🙏

***

Roseanne POV

Tepat satu tahun bekerja dengan Lalisa Manoban sebagai manager pribadinya, aku sedikit banyaknya sudah cukup tahu bagaimana cara menanganinya dengan baik. Sebagai seorang penyanyi, Lisa di tuntut untuk menjadi sempurna. Tapi, menurutku, dia tidak perlu berusaha mengusahakannya dengan keras.

Dimataku, lambang kesempurnaan adalah Lalisa Manoban.

Aku berlari saat Lisa turun dari panggung. Dia baru saja tampil di sebuah konser, secara mengejutkan banyak orang yang begitu melihat kemunculannya mendapatkan teriakan dari banyak orang. Aku tersenyum bangga padanya. Dia selalu memberi penampilan terbaiknya.

Entah cara dia menyanyi atau cara dia menari yang membuat orang bisa menjerit begitu keras.

Aku memberi sebotol air mineral padanya. Saat dia meneguknya, dengan hati-hati aku mengusap beberapa titik keringat di wajahnya. Tetap berhati-hati agar aku tidak merusak riasannya yang semakin mempercantik wajah bonekanya itu.

“Kau memberi penampilan yang sangat baik malam ini, Lisa! Apa kau lihat bagaimana semua orang berteriak padamu?” Aku berkata penuh semangat meski sudah menduga Lisa akan tetap mempertahankan wajah datarnya.

“Tidak juga. Aku melakukan kesalahan tadi.” Dia memberitahu sambil berjalan ke belakang panggung, berjalan dari lorong hingga masuk ke dalam ruangannya.

“Aku tidak melihat sedikit pun kesalahan. Mereka juga tidak menyadari kesalahan itu. Semuanya sempurna.”

Dan, itu adalah keseriusan yang aku ucapkan. Namun aku melihat dia juga memasang wajah serius, seolah dia memikirkan kesalahannya dengan begitu dalam. Aku benci melihat kerutan di wajahnya seperti itu.

“Lisa,” Aku memulai, berjongkok di hadapannya seperti yang selalu aku lakukan setahun belakangan ini setiap Lisa terlihat gelisah. “Penampilanmu baik-baik saja. Tidak, lebih daripada itu. Penampilanmu sangat spektakuler. Apa kau ingin melihat pendapat publik tentang penampilanmu? Aku bisa mencarinya dan aku yakin bahkan orang-orang di sosial media juga berteriak sangat keras untukmu.”

Meskipun di panggung Lisa adalah wanita yang eregik dan penuh percaya diri, tapi sebenarnya, Lisa jauh daripada itu. Orang bilang Lisa adalah wanita yang sempurna dan aku juga berpikir demikian. Tapi sepertinya lambang kesempurnaan itu menjadi beban tersendiri bagi Lisa.

Karena Lisa menjadi lebih khawatir setiap dia melakukan kesalahan meski di pandangan umum, itu tidak terlihat. Lisa mudah stress dan yang terparah, dia akan mengamuk jika rasa khawatir itu mulai mengganggunya.

Aku sudah terbiasa menangani Lisa dan benar-benar tidak keberatan jika dia melampiaskan kemarahannya padaku daripada dia harus menanggung semua beban itu sendirian. Aku mencintai wanita ini, secara romantis, maksudku.

Aku tidak pernah bermaksud begitu. Tapi, di balik wajah dingin itu, aku tahu dia menyimpan sisi manis yang sering dia sembunyikan. Ada kalanya, Lisa bersikap manis tanpa dia sadari. Dan aku mencintai wanita ini saat dia bersikap manis padaku.

“Sepertinya malam ini aku ingin sendirian saja. Bisakah kita pulang sekarang?” Lisa bertanya sambil berdiri menjauh dariku.

“Kau tidak ingin menemui Jisoo dulu?” Aku bertanya.

“Aku akan menemui Jisoo besok. Dia masih mengadakan konsernya di Seoul sebelum melanjutkan turnya.”

Aku menganggukkan kepalaku dan mulai mengambil pakaian santainya, memberikannya pada Lisa yang langsung mengambilnya, lalu pergi ke ruang ganti sementara aku membereskan beberapa barang, bersiap untuk pergi mengantar dia pulang.

Chaelisa - Protect You (Gip L] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang