11

899 82 5
                                    

LISA POV

Aku terbangun ketika merasakan beban di bahuku. Secara perlahan, aku membuka mataku dan mendapati rambut pirang berada di sisiku. Aku tahu siapa itu dan kemudian menarik dia dalam pelukanku.

Antara sadar dan tidak sadar, aku sedikit mengingat apa yang baru saja terjadi semalaman. Aku berbicara dengan Niki. Mungkin aku merasa itu hanyalah halusinasi tapi sungguh itu juga terasa nyata.

Setelah sekian lama, aku akhirnya merasakan dia muncul di hadapanku. Kami berbicara dan dia menanyakan apakah ada seseorang yang menjagaku. Aku dengan yakin mengatakan bahwa wanita bernama Roseanne selalu menjagaku.

Dan, dia tersenyum. Dia tersenyum sangat lebar seolah dia akhirnya merasa puas dengan jawaban yang dia nantikan. Dia tidak mengajakku pergi lagi dan entah kenapa itu justru membuatku merasa puas.

Niki percaya pada Roseanne seperti aku yang mempercayakan diriku pada Roseanne. Aku menatap tubuhku yang telanjang meski aku tahu tidak ada yang terjadi semalam. Kami hanya makan malam, berciuman saling telanjang kemudian tidur.

Aku ingat itu dan bahkan saat aku mengingat itu, aku tersenyum. Roseanne menghargai keputusanku untuk tidak terburu-buru melakukan seks. Bagiku, melakukan seks berarti mempercayakan diri sepenuhnya lagi terhadap orang baru.

Dan meskipun aku mulai mempercayai diriku lagi yang siap untuk menata kehidupan, aku ingin melakukannya secara perlahan. Aku tidak ingin cepat-cepat melakukan seks yang akan merusak semuanya.

Untungnya, Roseanne mengerti itu dan tidak keberatan dengan itu.

Kecupan ringan di sudut bibirku menarikku dari lamunan pagi yang menenangkan dan aku melihat mata Roseanne yang menatapku. 

"Hei, selamat pagi." Sapa Roseanne sambil tersenyum lembut padaku.

"Selamat pagi, Roseanne." Aku membalas ciuman itu yang membuat dia tersenyum lebih lebar. Aku sangat menyukai senyuman itu. "Tidur nyenyak?" 

Roseanne menganggukkan kepalanya dengan malu-malu dan sungguh lucu melihat Roseanne malu-malu di hadapanku seperti ini. 

"Nyenyak sekali dan sekarang aku lapar." Roseanne menjawab dengan jujur. "Bisakah kita pergi sarapan?"

"Ya. Ayo kita pergi keluar dan cari sarapan." Aku menyetujuinya.

"Eh? Maksudku... aku tidak keberatan jika harus masak, Lisa." 

Aku menggelengkan kepala. Meskipun masakan Roseanne sangat enak dan terasa luar biasa, aku tidak ingin membiarkan dia memasak hari ini. Aku ingin tidak ada di antara kita berdua yang sibuk dengan sesuatu dan aku ingin, kita hanya menikmati waktu satu sama lain saja.

"Dan aku mengajakmu kencan semalam, ingat?" Aku meningatkannya dan langsung, aku melihat pipinya yang merona merah.

"Kau yang mabuk. Aku pikir kau tidak mengingatnya." Roseanne menjawab dengan mata penuh kekhawatiran.

Aku menggelengkan kepalaku dan menarik salah satu kakinya untuk melingkar di pinggulku. Aku mengusap pahanya dengan lembut dan aku bisa merasakan dia merinding karena sentuhan lembut itu.

"Aku mabuk tapi aku mengingat banyak hal. Termasuk, saat-saat dimana aku mengatakan bahwa aku siap untuk melakukan kencan denganmu." 

"Ya Tuhan... aku senang sekali mendengarnya."

Roseanne kemudian mencondongkan tubuh ke arahku dan menciumku dengan keras. Bibirnya membentur bibirku dan aku membalas ciuman itu dengan sama kerasnya, menuntut. Tangan Roseanne dengan cepat kusut di rambutku, menarikku untuk mendekat.

Kakinya yang berada di pinggulku semakin naik dan aku mulai khawatir jika ciuman ini akan berakhir dengan sesuatu yang lebih. Terutama, kami berdua telanjang dan jika ini tidak di hentikan, sesuatu bisa saja terjadi.

Chaelisa - Protect You (Gip L] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang