41

389 53 3
                                    

Author POV

Lisa duduk di kursi tepat di sisi tempat tidur Roseanne sementara kakinya tidak henti mengetuk. Dia terbiasa dengan tatapan mata Jennie dan Jisoo yang mengarah ke arahnya.

Tapi, Lisa tidak terbiasa dengan tatapan mata Mason dan Clare yang tertuju padanya. Tatapan mata orang asing biasanya sering kali mengintimidasi.

Alice duduk tepat di sampingnya, berulang kali merangkul pundaknya dengan ramah dan sering kali, Lisa juga menyadari ada tatapan mata Roseanne yang melirik tajam ke arah kakaknya.

Momen itu terasa lucu dan Lisa mungkin akan tertawa sebelum dia mencium bibir pacarnya jika dia tak menyadari ada tatapan mata kedua orang tua Roseanne yang tetap tertuju ke arahnya.

“Baiklah,” Kata Mason, menghela nafas. “Menurutku, sebaiknya kita memberi waktu agar Roseanne dan Lisa berduaan.”

Mata Lisa melebar. Dia sebenarnya sedikit tak percaya saat Roseanne memberitahu jika ayah Roseanne mendukung mereka.

Tetapi saat melihat secara langsung, dia tak menyangkal betapa terkejutnya dia akan hal itu. Suasana berubah dengan cepat, membuat Lisa sangat heran.

“Beruntung sekali kau, Roseanne. Bisa berduaan dengan pacarmu. Ingat, luka masih basah. Tidak ada seks di kamar rumah sakit.” Peringat Alice sambil berdiri.

Mata Lisa terbuka lebih lebar dari sebelumnya dan tiba-tiba dia merasa malu, kehidupan seksualnya terbuka begitu saja di depan orang tua Roseanne.

“Aku... tidak akan melakukan itu, Alice.” Gumam Lisa, merasakan pipinya memerah.

“Dengar itu?” Alice menatap Roseanne yang memutar mata. “Lisa tidak akan menyentuhmu. Pastikan kau tidak menyentuh dirimu sendiri.”

Lisa meringis, semakin merasa malu mendengar betapa blak-blakannya Alice dan dia melirik Roseanne yang tampak datar. Pacarnya tidak malu dengan percakapan kakaknya saat ini.

Astaga.

Lisa mungkin terkadang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Tapi, dia tetap merasa malu membicarakan hal ini di depan para orang tua.

“Jangan goda adikmu, Alice. Ayo kita pulang.” Desak Mason pada anak pertamanya itu.

Alice hanya mencibir dan kemudian, dia berdiri. Lisa dengan cepat berdiri, mengikuti langkah Alice yang pergi.

“Apa, Lisa? Mau ikut denganku?” Tanya Alice menggoda Lisa.

Lagi, mata Lisa melebar dan dia menggelengkan kepalanya. Dia melirik ke arah Roseanne yang cemberut.

“Terima kasih, mr Park... Eh... mrs Park...” Kata Lisa, bingung panggilan apa yang cocok dia gunakan untuk kedua orang tua Roseanne saat ini.

“Lisa,” Mason melangkah ke arah Lisa dan menepuk bahunya. “Jangan kaku seperti itu. Kau bisa memanggilku ayah dan ibu untuk Clare. Tapi jika masih ragu, kau panggil namaku. Itu tidak masalah untukku.”

“Tentu... Mason... Clare... Terima kasih telah membantuku dan membebaskanku dari penjara. Itu... sangat berarti bagiku. Alice, Jennie, Jisoo... Terima kasih banyak.”

Tubuh Lisa di tarik oleh Alice dan untuk pertama kalinya, Lisa benar-benar merasakan beban terangkat.

Masih tak percaya dia menghirup udara bebas. Karena meskipun hanya satu hari, rasanya Lisa telah mendekam di penjara selama berbulan-bulan dan Lisa begitu tersiksa.

Bukan hanya karena pukulan para penjaga yang mereka berikan padanya, tapi Lisa merasa sendirian.

Dan Lisa pikir, merasa sendirian itu baik-baik saja. Dia sering berpikir itu sebelum dia dekat dengan Roseanne.

Chaelisa - Protect You (Gip L] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang