27

437 48 2
                                    

Roseanne POV

“Hei, selamat pagi.”

Aku enggan membuka mata ketika mendengar bisikan lembut mengalun dari belakang. Suara itu, pikirku. Tanpa bisa dicegah, aku tersenyum menanggapi sapaannya.

“Pagi...” Aku merengek, menarik tangannya yang panjang ke arahku, menarikku ke perutku yang telanjang.

Aku kemudian berkedip, mataku terbuka dengan cepat saat menyadari tubuhku yang kini tanpa busana. Aku menghela nafas puas ketika menyadari apa yang baru saja terjadi semalam.

Kami melakukan seks lagi. Aku memperhatikan tubuh Lisa. Aku merasa emisonal selama beberapa saat ketika pertama kali Lisa membuka bajunya di depanku.

Banyak sekali bekas luka yang aku tahu bukan karena pukulan tangan. Ketika Lisa mengatakan bahwa ayah... Pria bernama Aaron itu memukul Lisa dengan sabuk, aku tidak bisa berhenti menangis selama beberapa saat.

Lisa menenangkanku dengan banyaknya ciuman yang terjadi. Aku berhasil melupakan, mengabaikan luka Lisa selama beberapa saat. Kami melakukan seks dengan penuh emosional.

Tapi sekarang...

Aku kembali teringat lagi dan aku mulai merasakan mataku kembali memanas.

“Tidur nyenyak semalam?” Tanya Lisa, aku merasakan dagunya menempel di bahuku. Tapi kemudian, dia memiringkan wajahnya ke arahku. “Apakah kau menangis, Rosie?"

Aku menggelengkan kepala, menyembunyikan wajahku di bantal untuk menyeka air mataku sebelum berbalik ke arahnya.

Berharap air mata bodoh itu menghilang, aku malah semakin menangis ketika melihat wajahnya, tubuhnya, lengannya, semuanya penuh luka.

Lengannya memang tidak separah tubuhnya, tapi tetap saja, menyakitkan sekali melihat Lisa harus melalui ini semua.

“Hei, kau sungguh menangisi semua luka ini?” Lisa bertanya, satu alisnya terangkat. “Sudah kubilang, aku akan baik-baik saja, Rosie. Ini semua akan sembuh, aku jamin.”

“Aku tahu,” Gumamku. Aku tahu itu akan sembuh jika Lisa pergi ikut denganku meninggalkan tempat yang membuatnya bagai di neraka itu. “Ikut denganku, Lisa. Ayo pulang kembali ke Korea.”

Senyum Lisa jatuh, begitu juga dengan harapanku. Aku melingkarkan tangan di lehernya, menariknya mendekat ke arahku. Aku mengabaikan perasaan kulitnya yang kasar ketika aku menyentuhnya.

“Sekarang rasanya aneh menyentuhku, bukan? Kulitku tidak lagi lembut.” Kata Lisa. Aku menatapnya dan Lisa segera menutup mulutnya. “Aku bercanda, Rosie. Sejak kapan kau tegang sekali?”

“Aku tidak suka bercanda seperti itu. Tidak peduli kulitmu seperti apa sekarang, kau tetap sempurna.”

Setidaknya bagiku. Aku tidak peduli dengan pandangan orang lain.

“Jangan berbohong,” Lisa mendengus sebelum merangkak hingga kini dia berada di atasku.

Aku menatapnya dengan kelembutan, namun tetap tegas. Memastikan bahwa aku tidak mengucapkan omong kosong.

“Aku mencintaimu.” Aku akhirnya berkata.

Lisa mencondongkan wajahnya ke arahku. Bibirnya menempel di bibirku. Aku membuka mulut, membiarkan lidahnya yang panas berputar di mulutku. Dia menghisap bibirku dengan keras.

Tangannya meraba pahaku dan mengusapnya. Aku melingkarkan salah satu kakinya, tanpa sengaja menyentuh pantatnya dan dia agak mendesis pelan dalam ciuman kami.

Aku hendak melepaskan ciuman kami, bertanya apakah aku menyakitinya. Namun dia tetap menciumku, mengusap pahaku dan kembali menarik kakiku.

Aku merasakan penisnya menyentuh vaginaku dan aku melepaskan ciuman kami. Jari Lisa menyentuh vaginaku, menggosok klitorisku.

Chaelisa - Protect You (Gip L] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang