33

356 49 4
                                    

Lisa POV

Saat seseorang mengguncang tubuhku, perlahan aku membuka mata dan menatap Alice yang juga tengah menatapku dengan pandangan yang tidak terlalu menyenangkan.

Namun dia juga tidak terlalu sinis padaku. Setidaknya, tidak sesinis orang tua Roseanne.

“Selagi Roseanne tidur, kau harus pergi sekarang juga Lisa.” Ucap Alice.

Menyadari apa yang sebelumnya terjadi, aku menoleh pada Roseanne, tapi sulit karena wajah Roseanne terlalu menempel di leherku.

“Maaf, beri aku waktu sebentar.” Balasku sambil berusaha melepaskan tangan Roseanne yang melingkar di sekitar tubuhku dengan berat hari.

“Lisa,” Alice menghela nafas. “Jangan buang waktu lagi. Kau tahu seberapa marahnya orang tuaku. Bantu aku, oke?”

Aku mengangguk dan berhasil melepaskan tangan Roseanne dari tubuhku. Perlahan, aku juga melepaskan tanganku yang melingkari tubuhnya.

Aku memindahkan kepalanya dan ketika dia mengerang tampak nyaris bangun, aku mencium keningnya.

Sssttt, tidurlah. Aku mencintaimu.” Bisikku di keningnya, lalu beralih mencium pipinya hingga dia kembali tertidur, aku berhasil menjauh darinya.

Aku menoleh, menatap Alice yang menatapku dengan tatapan yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Ada kehangatan yang dia perlihatkan karena dia baru saja melihat momen kecil kami. Aku dengan canggung berdiri di depannya.

“Dengar, Lisa. Aku senang sekali kau mencintai adikku seperti itu. Aku juga belum pernah melihat adikku bahagia dan sengsara seperti ini. Tapi keluargamu...”

“Oke, sekarang dengar Alice. Mereka bukan keluargaku. Aku di adopsi oleh mereka. Aku bahkan tidak tahu jika mereka pernah menjadi seorang pembunuh. Yang aku tahu, mereka pernah memperkosa dan... lihat...”

Aku menarik baju dari celana, lalu memperlihatkan sedikit kulitku yang pucat, yang kini di penuhi oleh luka.

Mata Alice melebar. Ujung jarinya menyentuh luka-luka baru yang belum memudar sebelum dia mengangkat pandangan.

“Ini...”

“Mereka juga menyiksaku, mereka memperkosaku.” Aku menoleh pada Roseanne yang tertidur nyenyak. “Aku tahu ini keputusan terbaik agar Rosie terlindung dari mereka. Tapi, percayalah Alice, aku tidak seperti mereka. Aku tidak akan menyakiti orang-orang yang tidak bersalah, apalagi Rosie... aku mencintainya, Alice.”

Alice tampak tertegun sesaat. Matanya tampak bingung. Apakah dia bisa mempercayaiku atau tidak, aku tidak tahu.

Alice tidak bisa mengatakan apa-apa dan aku tidak bisa menyalahkannya. Dia seperti ini karena dia ingin melindungi Roseanne, aku tahu itu.

“Setidaknya, tolong jaga Rosie untukku, oke? Selagi aku menyelesaikan dan mencari tahu segalanya, tolong jaga Rosie.” Kataku saat Alice tidak bisa mengatakan apapun.

“Dia adikku. Sudah pasti aku akan melindunginya.” Kata Alice.

Aku mengangguk, dia benar. Tapi tetap saja, aku ingin memintanya untuk melindungi Roseanne untukku.

“Tidak peduli apa yang terjadi, aku mencintainya. Aku harap kau tahu itu, Alice.” Kataku lagi.

Alice hanya mengalihkan pandangan dariku dan aku kembali berjalan ke arah Roseanne. Untuk terakhir kalinya menatap Roseanne, mencium keningnya dengan hati-hati lalu menyisir rambut pirangnya.

Dia sangat cantik, begitu lembut dan tenang ketika sedang tertidur. Nafasku tercekat di tenggorokan saat menyadari entah kapan aku bisa bertemu dan melihatnya secara langsung lagi.

Chaelisa - Protect You (Gip L] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang