8

940 84 11
                                    

ROSEANNE POV

Saat mobil berhenti di sekitar tempat parkir taman dan Lisa bergegas melompat turun, Aku pun ikut turun. Meskipun terkejut dengan perubahannya yang tiba-tiba, aku tidak protes dan melakukan apa yang dia minta.

Lisa memperhatikan sekeliling dan aku menyadari bahwa dia mungkin saja khawatir jika ada seseorang yang memperhatikannya.

Bagaimana pun, dia adalah idol. Sangat beresiko untuk berada di tempat umum seperti ini.

"Lisa, kita pergi saja, yuk? Kita tidak bawa masker dan juga topi untuk menutupimu." Ajakku pada Lisa, berharap dia menurut.

"Kau pernah kencan dengan siapa disini?" Dia bertanya dengan nada yang sangat tidak menyenangkan membuatku mengerutkan kening.

Aku mengingat dimana kesalahanku hingga membuat Lisa tidak senang. Tapi merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Pembicaraan kami berlangsung normal kecuali saat aku mengatakan bahwa aku menyatakan cinta padanya.

Ya Tuhan, dia tidak mungkin marah karena aku menyatakan cinta, kan?

Itu benar-benar terjadi secara spontan dan tidak di rencanakan. Seandainya bisa, aku akan menarik kembali perkataanku.

Berbulan-bulan, aku menahan diri agar Lisa tidak mengetahui perasaanku. Tapi kenapa aku membiarkan kata-kata itu meluncur begitu saja? Memalukan sekaligus menyakitkan melihat bagaimana reaksi Lisa.

"Lisa," Aku memanggilnya dengan hati-hati. "Apakah... kau kesal karena aku menyatakan cinta di mobil sebelumnya? Maafkan aku. Aku tidak bermaksud kata itu terucap begitu saja. Aku..."

Secara mengejutkan, Lisa menarikku menuju taman. Untungnya, taman juga tidak terlalu ramai. Selain karena ini bukan akhir pekan, taman disini biasanya ramai di sore dan malam hari.

Menemukan salah satu kursi yang kosong, Lisa berhenti yang membuatku mengikuti langkahnya. Lisa berbalik ke arahku, mengambil langkah mendekat hingga aku mundur.

Lisa memperhatikan gerakanku dan dia jelas tidak senang saat aku mundur.

"Siapa orang yang kau kencani disini?" Tanya Lisa mengulangi pertanyaan yang sama, tapi kali ini lebih tegas.

"Namanya Jaehyun. Aku mengenalnya dari temanku."

"Berapa lama kalian berkencan? Apakah kalian berhubungan seks?"

Aku merasa seperti sedang di introgasi oleh pacarku sendiri. Tatapan Lisa yang tertuju mataku sungguh menakutkan. Aku bisa merasakan kemarahan meski aku tidak mengerti kenapa dia harus semarah ini.

Maksudku, jika dia cemburu... kenapa dia tidak menjadikanku sebagai pacarnya saja hingga dia memiliki hak sepenuhnya untuk marah?

Tapi tidak, kan? Lisa bahkan tidak mau melakukan apapun denganku. Jadi, dia cemburu untuk apa? Aku sama sekali tidak mengerti.

"Itu hanya dua kali kencan dan ya, kami berhubungan seks. Tapi itu bukan apa-apa."

Aku dan Jaehyun memiliki hubungan yang agak unik, sejujurnya. Dalam hal berkencan, kami berdua setuju tidak merasa cocok satu sama lain. Tapi dengan seksnya, kami agak cocok.

Sebenarnya, sangat cocok sekali. Seks dengan Jaehyun benar-benar hanya seks. Terkadang, jika aku tengah tertekan pada sesuatu, yang aku inginkan bukanlah alkohol namun seks yang bisa membuatku melupakan segalanya.

Bisa di bilang, aku lebih tergila-gila pada seks daripada alkohol sendiri.

Terakhir aku bertemu dengan Jaehyun adalah bulan lalu. Tapi setelah itu, aku belum pernah bertemu dengannya lagi. Sama sekali.

Chaelisa - Protect You (Gip L] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang