22

372 48 17
                                    

Roseanne POV

Nafasku terengah-engah ketika melihat Lisa berjalan begitu saja melewatiku. Aku menahan pergelangan tangannya, menahan tatapan matanya dengan tatapanku sendiri yang mengembara padanya.

“Jangan pergi begitu saja. Aku sedang bicara.” Aku berkata. Nadaku tidak lagi dalam kelembutan. Aku bersikap keras terhadap Lisa.

“Untuk apa, Roseanne? Apa yang perlu di bicarakan? Kita perlu bicara bahwa pacarku... tidak, bahwa mantan pacarku berpikir bahwa aku masih mencintai mantanku, tidak ingin melupakannya dan aku hanya terbelenggu dalam masa lalu? Itu yang ingin kau bicarakan? Bahwa disini aku tidak berusaha untuk melupakan segalanya?”

Dia menyingkirkan tanganku meskipun aku tidak menyentuh kulitnya. Dia tertawa hambar. Rahangnya yang keras menunjukkan betapa marahnya dia saat ini.

“Kalau begitu, lawan semua rasa takut itu, Lisa. Lawan!” Aku memekik.

Aku tidak tahu apa yang merasukiku saat ini. Aku bersikap keras terhadap Lisa semata-mata karena aku ingin Lisa tersadar. Aku tidak ingin dia terus rapuh dengan apa yang terjadi. Aku ingin dia melawannya bukannya malah menghindarinya.

“Aku pikir kau mencintaiku, Rosie.”

Panggilan itu diucap dari mulut Lisa dan aku tersentak, menatap Lisa yang mundur. Kekecewaan terlihat jelas di matanya.

“Kau meragukan itu?” Aku bertanya tak percaya.

“Karena kau memaksa kehendakmu, Rosie. Jika kau mencintaiku, kenapa kau tidak bisa menerimaku apa adanya? Kenapa kau harus memaksa agar aku sembuh dari semua yang aku rasakan? Aku tidak bisa. Aku tidak bisa melupakan itu, kau harus tahu seberapa keras aku berusaha selama bertahun-tahun.” Dia berkata, bahunya turun seolah dia sendiri lelah dengan apa yang dia hadapi.

“Lisa, aku hanya ingin kau menghadapi ini lagi. Berjuang lebih keras. Untukku, aku mohon. Kita berdua saling mencintai, bukan?” Aku bertanya. Lisa menatapku dengan bingung.

“Apakah begitu?” Dia bertanya kembali.

“Apa?”

“Apakah sungguh kita berdua saling mencintai? Tidak ada rasa bahagia dan dukungan apapun yang aku rasakan saat ini. Aku sedang merasa lumpuh dan kau mendesakku untuk kuat. Kau pikir bagaimana cara orang lumpuh bisa berdiri tegak jika tanpa bantuan orang tersayang?”

Aku terdiam sejenak. Lisa berpikir bahwa aku tidak mendukungnya. Bukankah pacuan keras yang sedang aku lakukan saat ini adalah bentuk agar dia bisa berdiri lagi? Aku sedang melakukan itu, hanya saja dengan cukup keras.

Tidak bisakah dia merasakan itu?

“Tapi terkadang Lisa, orang lumpuh juga bisa berdiri karena keinginannya yang besar. Tergantung bagaimana orang itu berusaha.” Aku berkata, tidak ingin bersikap lembut padanya. Agar dia bisa memacu dirinya sendiri untuk kuat. Agar dia bisa menghadapi itu dengan kuat.

Lisa menatapku sepersekian detik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Anjing tiba-tiba menggonggong dan aku menghela nafas, menoleh pada Leo yang berdiri di dekat pintu.

Aku berdiri di tempat saat Lisa menggendong Leo lalu membuka pintu. Jaehyun muncul disaat terburuk saat ini.

“Halo, Roseanne. Aku menjemputmu saat ini.” Pria bodoh itu berkata.

Aku menggeram dan Lisa menyingkir dari pintu, membuat Jaehyun langsung masuk ke dalam rumahnya. Lisa memeluk Leo ke dadanya, mencium seluruh wajahnya saat dia berjalan menaiki tangga lalu dia masuk ke dalam kamar, menutup setengah pintu yang membuatku menghela nafas.

Aku merasa terabaikan dan menurutku itu wajar. Aku bersikap keras  terhadapnya. Aku tidak bisa menyalahkannya. Tapi fakta bahwa dia pergi ke kamar sementara aku berada disini dengan Jaehyun membuatku bertanya-tanya. Apakah Lisa sungguh membiarkan aku berduaan dengan Jaehyun?

Chaelisa - Protect You (Gip L] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang