45

429 48 13
                                    

“Roseanne,” Panggil Lisa, terdengar lebih serius dan sejujurnya... suara itu terdengar menakutkan.

Roseanne mengalihkan pandangan ke arah lain. Dan itu membuat Lisa semakin kesal karena dia benci jika Roseanne mengalihkan pandangan saat mereka sedang berbicara.

Dia melangkah ke arah Roseanne, meraih bahunya dan membuat wanita itu kini menghadap ke arahnya.

“Lisa,” Panggil Roseanne, memohon.

“Tidak, Rosie. Katakan saja apa yang salah denganmu. Kenapa kau menghindar dariku? Kenapa kau tegang setiap aku menyentuhmu? Apakah... apa aku melakukan kesalahan padamu, Rosie?” Tanya Lisa.

“Lisa, lepaskan. Tidak ada yang salah. Aku tidak tegang. Kau berlebihan.”

“Tidak, Rosie. Aku tidak berlebihan. Aku melakukan kesalahan padamu, bukan?” Tanya Lisa mengulang.

Ekspresi sedih yang terlihat di wajah Lisa membuat Roseanne ingin kembali menarik Lisa ke pelukannya.

Karena Tuhan, ini bukan salah Lisa. Ini salahnya karena membuat Lisa ragu untuk melamarnya. Jika saja malam itu dia tetap ada, mungkin situasinya tidak serumit sekarang.

“Rosie,” Panggil Lisa dengan tatapan memohon. “Aku mohon lihat aku. Katakan padaku, apa yang salah?”

“Aku... Lisa... tidak ada yang salah. A-aku...”

“Persetan, Rosie!” Lisa menggeram, tampak frustasi. “Jangan katakan tidak ada yang salah karena aku tahu kau seperti apa, sayangku. Aku tahu ada sesuatu yang mengganggumu!”

Roseanne menggigit bibir bawahnya dan menunduk. Merasakan semua perasaan yang bergejolak di dadanya.

Apakah dia harus mengatakan ini? Tapi, bagaimana jika dengan mengatakan apa yang dia pikirkan akan menimbulkan pertengkaran?

Dia tidak mau bertengkar dengan Lisa. Jika mereka bertengkar, Lisa mungkin akan membiarkan dirinya tidur sendirian dan dia tidak mau sendirian. Dia ingin Lisa tetap berada di sampingnya.

Dia benci membayangkan dirinya sendirian. Dia...

“Sayang, Ya Tuhan... Sekarang kau menangis. Ada apa ini?” Tanya Lisa, matanya kini berkilat khawatir.

Roseanne berkedip berulang kali, mencoba untuk menghilangkan air mata di matanya tapi yang ada, dia malah semakin menangis.

“L-Lisa, apakah... kau masih mencintaiku?” Tanya Roseanne pelan.

“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku mencintaimu, sayang.”

“Apakah... perasaanmu padaku pernah berubah? Apakah... kau sekarang meragukanku?”

“Sayang...” Lisa menghela nafas lalu menarik Roseanne lebih erat ke pelukannya. “Aku mencintaimu, Rosie. Tidak pernah berubah. Sejak dulu sampai sekarang.”

“Benarkah?” Roseanne bergumam sambil menundukkan kepalanya.

“Ada apa dengan pertanyaan ini, sayang? Kenapa tiba-tiba kau meragukan apa yang terjadi pada kita?” Tanya Lisa, menarik dagu Roseanne hingga mereka saling menatap satu sama lain. “Tolong katakan padaku. Apa yang kau pikirkan, hmm?”

“Aku mengingat malam itu...”

“Malam apa, Rosie?” Tanya Lisa bingung.

“Malam saat kau menyiapkan makan malam spesial untukku tapi aku malah berada di bar dengan teman-temanku.”

Ekspresi pengertian tampak di wajahnya. Tapi anehnya, tidak ada ekspresi sakit hati atau apapun seolah Lisa benar-benar sudah melupakannya.

Tapi bagaimana bisa? Lisa tidak seharusnya melupakan itu. Pada malam seharusnya dia melamarnya, itu tidak seharusnya terlupakan.

Chaelisa - Protect You (Gip L] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang