Lima belas
"Ayanggg, kamu mau nambah?"
"Geli banget Rayhan astagaaa, manggil kayak gitu nya di chat aja,"
"Wen? tapi aku geli banget kalo harus ngetik kayak gitu di chat,"
"Aku lebih geli kalo denger langsungggg,"
"Bisa-bisanya ya Wen, kita masih langgeng padahal sama-sama geli."
Mereka berdua terdiam sejenak. Nasi goreng spesial yang masih ada di piring pun di anggurkan .
"Rayhan."
"Apa?"
"Alasan lo cinta sama gue, apa?"
Rayhan berfikir sejenak, "kalo kaya raya sihhhhh jelas gue juga kaya raya, kalo karna lo cantikkk banyak ahh cewek yang cantikk juga, soalnya gue juga ganteng kok, kalo karna pinterr gue juga pinter Wen makanya gue jadi Dokter."
PLAKKK
Wendy memukul lengan Rayhan, "yang serius!"
"Lo sebenernya pengen gue seriusin ya?" ledek Rayhan. Tangan Wendy sudah terangkat kembali ingin memukul Rayhan. "Iya! iya!"
"Gue cinta sama lo, karena lo itu Wendy."
"Lebay." Celetuk seseorang yang sedang berbaring di sofa panjang, sambil memainkan ponsel.
"Biarin aja Yang, Farhan mah cuma sirik aja itu, karena jomblo terus."
Bukan di cafe, bukan pula di restoran mewah yang Rayhan sewa untuk makan malam romantis bersama Wendy. Tapi mereka sedang makan malam berdua di kamar Farhan. Sedangkan sang pemilik kamar hanya sibuk bermain ponsel dan rebahan saja.
Tentu saja ini semua adalah ide dari Farhan. Akhir-akhir ini Farhan sering mengikuti pasangan itu pergi, karena hari ini ia sedang malas tetapi ingin hidupnya tetap ramai, maka dari itu ia memberikan ide jika lebih baik Rayhan dan Wendy makan malam romantis di kamarnya saja.
Kata Farhan, "uangnya di tabung buat modal kalian menikah."
"Ibu sama ayah juga pulang kampung."
Niat hati ingin romantis-romantisan dengan sang kekasih, ternyata Farhan malah berdiam diri di kamar. Rayhan menyesal sudah meng-iyakan ide dari Farhan. Mereka jadi tidak bebas berbicara jika ada orang lain yang mendengar.
Tapi Rayhan adalah Rayhan dan Wendy adalah Wendy. Mereka benar-benar satu frekuensi, mereka ingin membuat Farhan geli dan menyesal sudah mengusulkan ide ini.
Rayhan memegang telapak tangan Wendy dan tersenyum dengan tulus, ia melanjutkan kata-katanya yang sempat tertunda tadi. "Aku nggak punya alasan kenapa bisa cinta sama kamu Wen..."
Farhan yang mendengar itu hanya melirik sekilas lalu fokus pada ponselnya kembali.
"Kalau aku tanya alasan kamu cinta sama aku, kamu punya jawabannya nggak Wen?"
"Aku..."
Farhan dengan cepat mematikan ponselnya dan menaruhnya di saku celana, lalu kedua tangannya menutup telinga yang sudah merah. Ia tidak bisa mendengar hal-hal seperti itu. Farhan malu dan geli sendiri.
"Aku juga cin..." sebelum Wendy menyelesaikan kalimatnya. Farhan melarikan diri dari sana. Membuat Rayhan dan Wendy tertawa terbahak-bahak.
"BWHAAAHAHAHAHAHAHAHA!!"
"Rayhan, kasihan Farhan nya hahaha!!"
"Gapapa! biar dia cari pacar hahaha!!"
"Sialan."
"Kuping gue juga, segala malu-malu." Farhan membenamkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangan sebagai alasnya.
"HANN! ITU ES KOPI DI ATAS MEJA NGAPAIN?! JANGAN LO MINUM YA! LO BARU SEMBUH!"
Farhan berdecak sebal, "kalian pulang sana." Ia sudah muak melihat pasangan itu. Biasanya mereka tidak melakukan hal-hal seperti tadi, Farhan tahu kalau ia sedang di jahili.
"Iya, ini kita mau pulang... lo jangan banyak-banyak minum kopi nya ya Han," pesan Wendy.
"Makasih ya Han udah ngizinin kita kencan di kamar lo, besok-besok gue numpang lagi yaaaa." Ucap Rayhan dengan nada meledek.
Farhan yang mendengar hal itu langsung bangun dari duduknya dan meraih kursi yang tadi di duduki, memasang ancang-ancang akan melempar kursi itu ke arah Rayhan. Ia tidak akan lagi membuat kamarnya menjadi tempat berkencan.
Lelah juga menjadi obat nyamuk. Sekarang Farhan sedang memasak pop mie untuk mengembalikan tenaganya yang hilang. Masalah kamar tentu sudah dibereskan oleh Wendy. Beruntungnya cowok macam Rayhan.
Membawa pop mie yang pedas dan masih panas berniat memakannya sambil menikmati angin malam di balkon kamar.
Baru akan menyuap mie untuk pertama kali, seseorang meledek nya di balkon rumah sebelah kanan. "Euummmm enak tuh kayanya."
"Ck, mau makan aja susah."
"Bagi napa Hannnnn..."
"Lo udah makan nasi goreng, Rayhan."
Para sahabat ini memang bertetangga. Rayhan adalah tetangga Farhan di sebelah kanan, sedangkan Wendy adalah tetangganya di sebelah kiri. Jika sedang senggang biasanya mereka berdua bertemu di balkon kamar masing-masing. Kecuali Wendy, karena gadis itu selalu tidur di awal waktu. Lelah katanya.
"Pelit lo Han!"
"Minta bikinin Wendy."
"Udah tidur dia,"
"Suruh Emak lo yang bikin."
"Gaboleh nyuruh orang tua Han."
"Oh."
"Bagi Han!"
"Gak."
Kalau urusan makanan, Farhan memang pelit. Dan Rayhan akhirnya mengalah. "Udah lumayan lama yaaa, kita baru ketemuan di balkon lagi." Sedangkan Farhan hanya diam mendengarkan sambil memakan mie nya. "Hm."
"Udah berapa lama ya Han?"
*semangat berpuasa bagi yg menjalan kan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran Sama... Dokter Cuek! (Selesai)
Teen Fiction(Gue ga pernah NGEPLAGIAT cerita orang karena menurut gue itu tindakan yang jahat, jika ada KESAMAAN dalam nama tokoh atau alur cerita itu murni KETIDAK SENGAJAAN.) Siska. Seorang Guru TK berwajah menggemaskan. Kesehariannya hanya bersama anak kecil...