🌞💉

1.2K 48 2
                                    

Enam belas


"Udah berapa lama ya Han?"

"Apa?"

"Ya iniiii, kita udah berapa lama gak ngobrol di balkon giniiii,"

"Udah lama."

"Iyaaaaaaa berapa lamaaaaa?"

"Gak tau."

Habis sudah kesabaran Rayhan. Sudah tidak diberi mencicipi pop mie, mengobrol dengan Farhan yang semakin lama semakin menyebalkan saja.

Tidak ada percakapan lagi. Farhan masih sibuk memakan pop mie dan Rayhan sibuk menunggu Farhan selesai makan.

Setelah menghabiskan makanan, Farhan menaruh sampah cup di atas meja, lalu meminum air yang sudah disiapkan nya juga tadi.

Melihat itu, Rayhan berjalan ke sisi kiri, lalu dengan kaki panjangnya ia mencoba meraih lantai balkon kamar Farhan, sedangkan tangan kirinya mencoba meraih pegangan balkon, "lo jangan bunuh diri di depan kamar gue."

"Kenapa emang?" ucap Rayhan yang masih fokus meraih pegangan balkon.

"Gue males beli karangan bunga nya, mahal."

"Lo kaya raya Hann,"

"Males digentayangin hantu jelek."


"SIAL—

"EHH FARHANN, HANN BANTUIN HANN!"

"GUE MAU JATOH INI!"

Perhitungan Rayhan ternyata salah, kakinya tidak bisa mencapai lantai balkon, untung saja Rayhan memiliki refleks yang cepat sehingga kedua tangannya menggantung di pegangan balkon.

"HANN BANTUIN WOY, MALAH SANTAI MINUM LO!"

"Harus bisa hidup mandiri Ray"

"INI ANTARA HIDUP DAN MATI HANN!"

"Lo pilih mana?"

"HIDUP LAHH!"

"Yaudah naik."

"GABISA HANN! HUAAAAAAA!!"

"Cengeng."

"ANJIRRR! KALO GUE MATI, LO YANG GUE GENTAYANGIN DULUAN!"

"Gue lempar pake garem biar lo melepuh."

"JAHAT!"

"Lompat. Lo bilang waktu itu, lo titisan simpanse."

"Sialan lo Hann!"

"GUE UDAH LEMES NIH HANN!"

Farhan bangkit dari kursi lalu berjalan santai menuju jendela balkon, berniat untuk meninggalkan Rayhan yang sedang berjuang hidup, "SIALAN. BANTUIN GUE FARHAN BIN JAYA FADLY!"

Farhan menarik kedua lengan Rayhan sampai tubuhnya terangkat dan akhirnya selamat. Tetapi memang dasarnya Rayhan orang yang tidak tahu diri, lelaki itu dengan santai nya berjalan masuk ke dalam kamar Farhan. Lalu rebahan di atas kasur dengan nyaman.

Sedangkan sang pemilik kamar, ikut masuk lalu rebahan di sofa panjang.

"Hadehhh, udah berapa lama yaaa gue gak ke kamar ini," celetuk Rayhan.

Kalau tidak di balkon, mereka berdua bermain di kamar Farhan. Karena dulu Farhan tidak terlalu suka suasana balkon. Jarang sekali bahkan hampir tidak pernah keduanya bermain di kamar Rayhan, karena kamarnya seperti kapal pecah.

"Lo, tumben-tumbenan nongkrong di balkon Hann?" kalau dulu mau nongkrong di balkon tuh, ia harus nyeret-nyeret Farhan dulu. Itu juga sampai di judesin.

"Mulai suka waktu kuliah."

Pacaran Sama... Dokter Cuek! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang