🌞

997 46 15
                                    

Dua puluh dua



Mencari sosok sang putra yang tampan nan cuek menurut Fadly sangatlah sulit. Farhan bukan cuek pada semua orang saja. Tetapi kepada dirinya juga.

Telpon saja tidak di angkat apalagi jika Fadly mengirimkan pesan. Rasanya tidak akan berguna.

"Selamat sore Pak Fadly..." sapa seorang perawat yang bekerja disana.

"Selamat sore."

"Selamat sore Dokter Fadly," sekarang yang menyapanya seorang dokter muda yang bekerja disana juga.

"Selamat sore."

Baru berjalan selama lima menit ada lagi yang menyapanya. Kali ini masih dokter muda, tinggi, tampan, dan sangat menyebalkan menurutnya.

"Selamat sore Dokter Fadly yang... sedikit tampan."

"Sedikit."


"Hanya sedikit loh ya..."

"Selamat sore Rehan yang jelek."


"AH! MALES DEH KALO DOKTER UDAH MANGGIL SAYA REHAN!"


Rehan adalah panggilan kesayangan Fadly kepada Rayhan.

Fadly menjiwir telinga Rayhan dengan gemas bercampur sedikit kesal. "Aduh duh! sakit dokter!"

"Lebay."

"By the way, ngapain kesini Om?"

"Suka-suka gue lah."

"Dih dih! udah ah mau kerja lagi," Fadly menahannya pergi.

"Anak gue mana Han?"

"Di ruangan nya lah Om..."

"Anter gue." Ucap Fadly dengan santai, lalu melangkah lebih dulu.

"HEHHHH! SALAH JALAN OM! PUTER BALIK OM!"

"Om Fadly nggak amnesia kan ya? yakali baru enam bulan gak kesini langsung lupa."















💉💉💉💉💉

"FARHANN..."

"Farhan where are you?"

"Berisik Om. Si Farhan pasti malu."

Tidak menghiraukan perkataan bocah tengil di belakangnya, Fadly tetap memanggil nama anak tampan nya itu. "Farhan... main yuuuuuu..."




"Berisik Pak tua."



"WAHHH PARAH OM! PARAH! PECAT OM!" kompor Rayhan.

"Lo yang gue pecat."

Fadly menjiwir telinga Rayhan yang kesekian kalinya. "Udah sono! kamu kerja lagi."

"Om gak mau pecat anak Om dulu?"

"Saya mau banget Rehan. Tapi, rumah sakit nya sudah jadi hak milik Farhan." Ucap Fadly sambil memasang wajah so sedih.

Melihat wajah Fadly yang berpura-pura sedih. Rayhan menyenderkan kepalanya di bahu Fadly lalu berkata, "maksud saya... Fadly dipecat jadi anak Om aja."















🌞🌞🌞


"Apaan?"

"Dihhh, ayah gak kamu suruh duduk dulu gitu?"

"Ayah boleh duduk," ucap Farhan.

Saat diminta putranya untuk duduk, tentu saja Fadly tidak akan duduk. Ia malah berjalan mengelilingi ruangan yang di tempati anaknya sekarang.

Pacaran Sama... Dokter Cuek! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang