🌞💉

639 29 3
                                    

Lima puluh lima







💉💉💉💉💉







"Gisel tetangga Siska kan?"

Gisel menoleh kebelakang terlebih dahulu baru menoleh kesamping dimana Om Fadly tengah menyetir, "iya Om."

"Temen dari kecil juga?"

Lagi, Gisel menoleh kebelakang terlebih dahulu baru menoleh kesamping melihat Om Fadly dan menjawab pertanyaan nya, "iya Om."

"Wah, satu sekolah juga dong?"

Lagi dan lagi, Gisel menoleh kebelakang terlebih dahulu baru menoleh kesamping melihat Om Fadly dan baru menjawab pertanyaan nya, "iya Om."

"Kemana-mana selalu bareng?"

Lagi, lagi dan lagi, Gisel menoleh kebelakang baru menjawab pertanyaan Om Fadly, "iya Om."

Om Fadly yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Gisel mendengus sebal. "Kamu kenapa si bolak-balik lihat kebelakang? ada apa memang nya?"

Padahal hanya ada Siska dan Farhan saja yang sedang tertidur pulas di kursi belakang. Tidak mungkin ada maling yang akan mencuri barang mereka sehingga Gisel sampai harus bolak-balik memeriksa. Fadly menepikan mobil sejenak. Melihat kebelakang dimana anak dan anak sahabat nya sedang tertidur pulas.

"Kamu ngeliatin orang lagi tidur?"

Bukan nya menjawab pertanyaan Fadly, Gisel malah mengalihkan perhatian nya ke ponsel, memakai earphone dan menyetel musik galau. Katakan saja ia sangat tidak sopan apalagi Om Fadly adalah ayah dari sang kekasih. Tapi, kalau terus meladeni orang tua itu, ia akan sakit hati.

Fadly menarik kabel earphone Gisel sebelah kanan sampai terlepas, "Om tuh lagi ngetes calon menantu Om loh, kalo sikap kamu seperti itu Om bisa langsung eliminasi kamu."

Gisel menjadi terdiam.

Setelah itu Fadly mengedikkan bahu nya acuh dan melanjutkan perjalanan. Pilihan Farhan itu, akan selalu Fadly hargai meskipun ia tidak ingin. Demi kebahagiaan putra nya, tapi kalau sikap nya sudah seperti itu Fadly jadi tidak mau bersikap baik pada Gisel.

"Minimal sopan sedikit lah," sindir Fadly.

"Kenapa Om?" tanya Siska dengan lemas. Anak itu sepertinya terbangun karena mendengar suara nya.

"Gapapa Nak, tidur lagi ya? kalau sudah sampai nanti Om bangun kan." Mata nya kembali menyipit, kepala nya mengangguk saja karena ia memang masih mengantuk, sadar tidak sadar Siska kembali tidur sambil menyenderkan kepala ke bahu Farhan.

" Mata nya kembali menyipit, kepala nya mengangguk saja karena ia memang masih mengantuk, sadar tidak sadar Siska kembali tidur sambil menyenderkan kepala ke bahu Farhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Laki-laki itu tertidur pulas bahkan sedikit mendengkur.

Laki-laki itu tertidur pulas bahkan sedikit mendengkur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pacaran Sama... Dokter Cuek! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang