🌞💉

768 25 0
                                    

Enam puluh satu






💉💉💉💉







Siska, Farhan, kedua orang tua Farhan, Wendy dan juga Rayhan berkumpul di ruang keluarga. Ya, ruang keluarga Farhan tentu saja.

Mereka dikumpulkan oleh Fadly karena akan membahas kejadian barusan. Semacam sidang kecil-kecilan.

"Jadi?" tanya Fadly memulai pembicaraan.

"Salah Rayhan." Baru kali ini Siska mendengar suara Wendy yang dingin dan tegas. Biasanya Wendy selalu ramah meskipun sedikit julid kepada orang-orang tertentu.

"Kok aku sih Wen?!" sahut Rayhan tak terima dituduh seperti itu.

"Ya, emang kamu!"

"Itu salah Farhan! dia yang sok tahu!"

"Kamu yang nutup-nutupin!!!"

"Apasi Wen?!"

"Kok malah ribut?" tanya Siska.

"ANAK KECIL DIEM!" ucap Rayhan dan Wendy berbarengan.

Tidak mau diteriaki lagi, Siska berlari mencari perlindungan dibalik tubuh Rita. Bahkan Rita yang tadi mengobati luka memar di wajah Rayhan pun tidak tahu apa yang terjadi dengan laki-laki itu. Datang-datang, Wendy menangis sambil memapah tubuh sang kekasih yang meringis menahan kesakitan.

"Jujur aja udah, biar pada tau!"

"Jujur apasi Wen?" Rayhan mendengus kesal. Sedang sakit seperti ini masih saja di cecar begitu.

"Ya jujur aja kalo kamu aslinya brengsek!"

Rayhan bangkit dari duduk dengan cepat, sehingga semua orang tak bisa menghentikan aksi nya kepada Wendy, laki-laki itu mencubit pipi Wendy dengan gemas. "Diem dulu bisa? kalo gak bisa aku cium. Udah gak tahan soalnya."

Fadly melotot kaget, lalu bangkit menghampiri Rayhan yang masih mencubit pipi Wendy. Fadly menjiwir telinga Rayhan dengan kencang, "HEH! DASAR BOCAH GENDENG! SERIUS GAK LO!"

"Iya iya! ini mau serius."

Siska yang sembunyi di balik tubuh Rita pun sudah kembali duduk di tempat semula. Wendy masih menetralkan detak jantungnya, dan Farhan yang tetap kalem di segala situasi.

"Ehem!"

"Ehem!"

"Buruan, jangan banyak tingkah," seru Fadly.

"Semuanya cuma salah paham antara aku, Farhan dan Gisel——pacar nya Farhan."

"Mereka berdua——"

"Cukup." Potong Fadly.

"Kalian urusan aja sendiri masalah ini, Ayah dan Ibu gak mau ikut campur." Setelah nya kedua orang tua itu pergi meninggalkan Ruang keluarga, bersama Rita yang juga membawa Siska pergi dari sana. Karena tentu gadis itu tak ada hubungannya.







🌞🌞🌞







Disinilah Siska berada.

Kebun anggur milik Fadly. Mereka tengah bersenang-senang memanen anggur yang besar dan segar. Sudah 1 jam tapi para Dokter muda itu belum juga menampakkan diri. Sepertinya permasalahan yang cukup rumit.

Karena cukup melelahkan padahal hanya memetik anggur saja, mereka berdua duduk di kursi taman dekat kebun, menunggu Rita yang pergi ke dapur membuat minuman, awal nya Siska ingin ikut membantu Rita namun ditolak. Katanya, lebih baik Siska bersenang-senang dengan anggur saja.

Hitung-hitung cuci mata sebelum ia pulang besok.

"Papah sama Mamah kamu jadi pulang besok?"

Siska memejamkan mata, merasakan segar nya udara taman meskipun sudah pukul 2 siang, mungkin karena banyak tanaman yang subur. Matanya terbuka kala Fadly bertanya tentang kepulangan kedua orangtuanya.

Pacaran Sama... Dokter Cuek! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang