Dua puluh satu
BRRUKK
Barang bawaan Siska berserakan. Es krim yang ada di tangan nya juga mengenai sepatu putihnya.
"Aduhhh, hati-hati sayang..."
"Hehe... aku mau ke toilet dulu ya? bersihin ini," tunjuk Siska memperlihatkan sepatu putih yang kotor terkena es krim cokelat.
"Cuma sebentar."
"Papah tunggu aku nya di Restoran Jepang aja!"
🌞🌞🌞
10 menit berlalu...
"Permisi Om!"
"Kenapa ya?"
"Boleh kenalan nggak ya?"
"GAK!!!! PERGI SANA! SAYA UDAH PUNYA CUCU!!"
"Ini anak gua kenapa lama banget dah?"
"Anak gua kemana sih? ini banyak anak SMA yang godain gua niii."
"RASYID!"
Merasa namanya disebut, ia menengok kebelakang. "ANJAYY FADLY?!" Rasyid bangun dari duduknya. Dua manusia yang saling bersahutan itu memeluk satu sama lain. Membuatnya jadi pusat perhatian seluruh pengunjung restoran.
Fadly yang menyadari hal itu langsung membisikkan sesuatu. "Lepas dulu bro, diliatin banyak orang."
Selepas acara peluk-pelukan antar pria dewasa itu, mereka sekarang duduk bersama dan memesan minuman bersoda sebagai teman untuk berbincang hangat. Tadinya ingin memesan ramen, tapi Fadly sudah kenyang katanya.
"Lu apa kabar?" tanya Fadly yang memulai lebih dulu.
"Gua baik! selalu baik! lu?! kalo lu apa kabar???"
Fadly tertawa kecil. "Gua juga baik."
"Lu... masih aja semangat padahal umur udah tua."
"Dan lu masih aja jadi cowok so cool." Mendengar pernyataan itu, Fadly memukul lengan Rasyid dengan bercanda.
"Kangen banget! udah lama kita gak ketemu... terakhir ketemu kapan si?"
"Pas kelulusan SMA kalau gak salah," jawab Rasyid sambil meminum soda nya.
"Ehh? pas perpisahan di bandara itu deh Fad!"
"Oh iya betul..."
"Fad, lu tau darimana ini gua dah? kita udah bertahun-tahun gak ketemu padahal." Ya bayangkan saja. Terakhir ketemu sewaktu masih remaja. Jelas struktur wajah akan berubah.
"Dari awal masuk mall gua udah liat lu. Kayak kenal gitu..."
"Gua gak ngikutin lu! tapi gua ngeliat lu lagi jalan masuk ke restoran ini... dan saat gua gak yakin kalo itu elu...
Fadly bangun dari duduknya, lalu memukul punggung Rasyid dengan keras. "Nih! ini nih yang buat gua yakin."
"Baju lu Cid!"
"Baju lu!!"
"Ada tulisan Rasyid plus enam dua!"
"Nama lu di tulis dengan ukuran besar, udah kayak pemain sepak bola."
"Hehe... Fad, sebenernya gua juga tadi liat lu."
"Anjirr seriusan lu Cid?"
"Serius lah, cuma gua gak percaya jadi gak gua cari tahu," aku Rasyid. Memang saat itu ia juga tidak sengaja melihat orang yang mirip dengan Fadly sahabat nya.
"Si bego."
Fadly kecewa aja gitu. Bisa-bisanya ini orang gak nyari tahu kalau itu dia. Kan jika ia tidak membaca bordiran nama di baju sahabatnya itu, ia tidak akan tahu.
"Oh iya! lo tadi kesini sama cewek muda. Kemana dia? inget umur Cid! udah kakek-kakek juga lo."
"HEHHHHH ITU ANAK GUA DELI!"
"Gua paling sebel kalo lu udah manggil gue Deli!"
"Hehehe..."
"Tapi, itu beneran anak lu?"
"Iya..."
Fadly dan Rasyid adalah sahabat sejati dari jaman mereka SD sampai SMA. Mereka tidak pernah bertetangga. Tetapi, seperti takdir yang sudah di gariskan oleh tuhan, mereka selalu bertemu di sekolah yang sama, bahkan satu kelas dan akhirnya menjadi teman sebangku.
Namun saat lulus SMA keduanya memilih jalan hidup masing-masing. Rasyid yang memilih berkuliah di Bandung, mengambil jurusan teknik dan menjadi Arsitek. Sedangkan Fadly memilih kuliah di Yogyakarta dan menjadi Dokter.
Nama panggilan Deli untuk Fadly dari Rasyid dan Ocid untuk Rasyid dari Fadly.
"Keren banget lu jadi Arsitek dengan bayaran tertinggi se—Indonesia."
"Heh tua bangka! sadar heyyyyy! lu itu pemilik rumah sakit Harapan Jaya!"
"Kok lu tau?! padahal wajah gua gak pernah nongol di media manapun loh."
"Lu juga! lu tau darimana gua bayaran nya tinggi?"
"Kalau gua mah, tau dari kenalan Cid. Ternyata itu lu."
"Sama dong! gua juga tau dari kenalan." Soalnya Rasyid yakin, nama Fadly itu cuma sahabatnya yang punya. Padahal nama itu dimiliki oleh ribuan orang.
"Karena lu kaya raya, lu yang bayarin minuman gua ya Del?"
"Heh aki-aki! kali-kali lu lahh, dari jaman SMA kan gua."
"Dihhh lu kan pemilik rumah sakit terbaik di Indonesia tercinta ini. Jadi, pasti duit lu ngalir terus Del."
"Aduhhhh rumah sakitnya aja udah jadi milik anak gua Cid. Buat masa depan dia, istri sama anaknya nanti."
"Cowok anak lu?"
"Hm."
Keduanya sama-sama terdiam.
"Cid, lu mikirin apa yang gua pikirin juga gak?"
"Kayaknya iya."
"Jodohin anak kita yu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran Sama... Dokter Cuek! (Selesai)
Novela Juvenil(Gue ga pernah NGEPLAGIAT cerita orang karena menurut gue itu tindakan yang jahat, jika ada KESAMAAN dalam nama tokoh atau alur cerita itu murni KETIDAK SENGAJAAN.) Siska. Seorang Guru TK berwajah menggemaskan. Kesehariannya hanya bersama anak kecil...