Dua belas
Siska memarkirkan seeda listrik miliknya di depan restoran korea langganannya itu. Ia sangat bersyukur jarak restoran itu dari rumah nya lumayan dekat sehingga bisa makan di tempat. Jika membawa mobil mmah nya tidak akan memberikan izin.
Kalau dilihat-lihat restoran hari ini kelihatan ramai sekali, karena banyak mobil yang terparkir rapih diluar.
Dirasa sudah memakirkan sepeda listrik nya dengan benar, Siska berjalan masuk kedalam dan langsung memesan satu porsi tteokbokki, kimci, dan air putih.
Setelah pesanannya jadi, ia mengambil nampan itu lalu pergi untuk mencari tempat yang kosong. Setelah menelusuri ternyata tempatnya sudah penuh semua. Sepertinya segala sesuatu yang berbau Korea sedang viral akhir-akhir ini.
Kalau dibawa pulang akan menjadi lembek, kalau dipanaskan pasti kurang enak, kalau ingin kenalan dengan orang baru dan numpang duduk pasti akan canggung. Jadi Siska harus apa?
Siska itu masuk kedalam kategori social butterfly. Tapi kalau dalam hal kaya gini, Siska orangnya pemalu.
"Woy."
Siska mencari sumber suara, bibirnya tersenyum semangat. "Hai Dokter FARHANNNN, kita ketemu lagii!!"
Farhan menaikkan sebelah alis, "apa?"
"Loh? kan tadi manggil!"
"Saya bilang woy."
"Iya juga."
Bohong. Farhan aslinya memang memanggil Siska karena ia melihat gadis itu sedang celingukan seperti anak hilang. Tetapi ia gengsi jadi hanya bisa mengeluarkan kata 'woy' saja.
"Bodo ah! saya nggak kebagian tempat duduk. Saya ikut gabung yaaaaa sama Dokter?"
Tanpa menunggu persetujuan Farhan, Siska duduk dengan bahagia dan mulai memakan tteokbokki dengan sangat lahap.
Farhan jadi tidak berselera makan...
Ia hanya berselera melihat Siska yang makan.
Eh?
"Dokter Farhan gak makan?"
Farhan yang diam-diam melihat Siska langsung mengalihkan pandangannya ke ponsel. "Kenyang."
"Mubazir ituu Dokkkk punya saya aja sudah mau habis lagi."
"Kalau mau ambil aja."
"Eh? ikhlas gak nih????" Siska sih tidak ingin menolak rezeki. Jika tidak ada jawaban berarti Siska anggap ikhlas.
"Dokter Farhan tumben gak makan bareng Dokter Wendy sama Dokter Rayhan?"
"Mereka sibuk."
"Masa? ini di story WhatsApp nya Dokter Wendy, lagi kencan di restoran nihh sama Dokter Rayhan." Farhan mengambil ponsel Siska untuk dilihat. Lalu melihat WhatsApp nya dan mencari story Wendy dan Rayhan yang ternyata tidak ada.
"Sialan. Gue dibohongin."
🌞🌞🌞
"Senyum napa Hannn, hidup lo gak ada semangat-semangatnya banget."
Rayhan sedang rebahan di atas sofa Farhan, karena lelah pulang kencan bersama ayang. Saat melihat wajah Farhan yang super datar itu membuat Rayhan bertambah lelah. Lelah bagaimana caranya agar Farhan bisa diajak ngobrol kayak sahabatnya orang-orang.
"Habis kencan lo?"
Rayhan melebarkan matanya merasa ketahuan, "eh— ingin berbohong lagi tapi sudah ketangkap basah. Jujur sajalah, "hehe iya... kok lo tau si?!"
"Story Wendy."
"Lahhhhh bukannya lo udah diprivasi ya? gue kok yang ngeprivasi sendiri whatsapp nya ayang Wendy!" UPS RAYHAN KECEPLOSAN.
Rayhan menatap tajam, "kalo gak boleh ikut bilang."
"Sebentar, lo lihat di ponsel nya siapa Hann?"
"Siska," jawabnya singkat.
"Kapan?"
"Siang."
"Dimana?" tanya Rayhan bertubi-tubi. Tetapi dijawab oleh Farhan dengan jujur. Tidak tahu apakah Farhan sadar atau tidak.
"Restoran Korea."
"NAHHHHHH LO SENDIRI NGAPAIN HANNN BERDUAAN SAMA SISKAAAA?"
"HAYOOOOOOO????"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran Sama... Dokter Cuek! (Selesai)
Ficção Adolescente(Gue ga pernah NGEPLAGIAT cerita orang karena menurut gue itu tindakan yang jahat, jika ada KESAMAAN dalam nama tokoh atau alur cerita itu murni KETIDAK SENGAJAAN.) Siska. Seorang Guru TK berwajah menggemaskan. Kesehariannya hanya bersama anak kecil...