Jika berkendara dengan mobil dari Little Cosmos ke utara selama tiga puluh menit, ada sebuah pasar malam yang cukup besar dan selalu ramai sekitar dua puluh tahun yang lalu. Sekarang, tempat itu sudah sudah berubah menjadi gedung olah raga.
Semua teman sekelasnya membicarakan pasar malam itu. Hanya Asta yang belum pernah ke sana. Sulit untuk pergi ke sana karena letaknya jauh, sekitar satu jam dengan bus kota. Itupun harus naik turun angkot karena rumah Asta terletak di pinggiran.
Sebulan sebelum ulang tahunnya, Asta merengek-rengek pada ibunya agar bisa bermain ke sana. Asta kecil jarang merengek, tapi kali ini ia benar-benar menginginkannya. Asta ingin bergabung dengan teman-temannya membicarakan betapa serunya pasar malam itu.
Dan akhirnya, hari ini Asta dan ibunya pergi ke pasar malam itu untuk merayakan ulang tahunnya yang ke sepuluh.
"Mama Mama, hari ini Asta mau main semuanya!" Asta merentangkan tangannya lebar-lebar. Ibunya tersenyum, kemudian mengamit tangan putranya.
"Iya sayang, kita beli tiket dulu ya."
"Ayo balap lari, Ma! Yang paling cepet sampai yang menang!"
Tanpa menunggu, Asta dengan cepat melepaskan genggaman tangan ibunya dan berlari sekencang mungkin. Sesampainya di loket, Asta bersorak dan melambai-lambaikan tangan pada ibunya.
Perlu waktu dua jam untuk Asta menaiki semua wahana yang ada di sana. Mulai dari kora-kora, bianglala versi mini, komedi putar, kereta api mini, hingga rumah hantu. Bahkan Asta memenangkan sebuah bola sepak dari permainan memecahkan balon.
Singkatnya, hari itu adalah hari ulang tahun terbaiknya.
Setelah lelah bermain, Asta menyantap burger dan sosis bakar untuk makan malam. Sembari makan, kakinya berayun-ayun menandakan Asta sedang gembira.
Asta mengingat-ingat semua wahana hari ini agar besok ia bisa menceritakannya pada teman-temannya. Omong-omong soal besok, Asta baru teringat satu tugas yang diberikan gurunya. Tentang arti nama.
"Mama," panggil Asta setelah menyelesaikan burgernya.
"Ya, Nak?"
"Asta ada tugas dari Bu Guru."
"Tugas apa?"
"Katanya disuruh nanya ke orang tua, arti nama Asta apa," jelas Asta dengan mata berbinar-binar. Beberapa teman-temannya memamerkan arti nama mereka setelah guru mengumumkan tugas itu. Ada yang namanya berarti cantik, kuat, pemimpin, ratu, baik hati, dan lain-lain.
"Hmmm, Asta itu artinya delapan," jawab ibunya sembari mengelus rambut Asta yang berantakan.
Seketika itu juga Asta kecewa.
Hanya delapan?
Asta mengharapkan arti yang seperti gagah perkasa, pahlawan, kuat, hebat, atau yang lainnya. Wajahnya memberengut, ia tidak suka arti namanya. Ibunya tersenyum melihat respons anaknya.
"Angka delapan itu angka kesukaan Mama. Jadi nama Asta spesial buat Mama, selain itu-." Ibunya sengaja menggantung ucapannya, ia yakin Asta akan penasaran. Dan benar saja, respons Asta sesuai dugaannya. Putranya mendongakkan kepala, dengan tatapan mata berbinar seperti sebelumnya.
"Nama lengkap Asta kan, Asta Nawasena. Nawasena itu artinya masa depan yang cerah, dalam nama Nawasena ada doa Mama yang selalu mengharapkan masa depan yang cerah buat Asta."
Masa depan yang cerah, Asta suka arti yang itu.
"Yuk pulang, Nak. Udah malam," ajak ibunya sambil membereskan meja.
Asta sudah merasa cukup puas hari ini, jadi dia mengiyakan ajakan ibunya.
Saat itu, Asta tidak tahu di balik namanya, ada makna yang jauh lebih dalam daripada sekedar angka kesukaan sang ibu. Sepanjang perjalanan pulang, Asta kecil berceloteh tentang betapa serunya ia saat menaiki wahana di sana pada ibunya. Ia begitu senang, rasanya jauh lebih menyenangkan daripada dapat juara satu di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asta Urna [ON GOING]
RomanceUrna ingin memutuskan hubungan dari masa lalu dengan sempurna lewat bunga perpisahan dari toko bunga Little Cosmos. Tak disangka, pilihannya itu malah membawanya kepada Asta, sang pemilik toko bunga. Asta yang begitu mengganggu dan menyebalkan, namu...