Chapter 34 - Sebuah Awal yang Baru

7 2 0
                                    

YAAAYYYY! 👏🥳 HELLOW SEMUAAA!

I present you chapter 34 👏

AAHHH! Gak sabar banget buat nunjukkin ke kalian chapter ini. Tanpa banyak ngomong lagi, langsung cekidot aja yah!!

Makasih banyak mau nungguin Asta Urna UP! 💜

Sebelum baca, yuk VOTE DULU (pencet tanda bintang) biar aku makin SEMANGAT 😗

Happy reading 💕

...

"Menu makan siang hari ini di kantin apa ya?" tanya Erina seraya mengamit lengan Asisten Isa.

"Semoga sate padang." Janu bergabung dengan diskusi antara Erina dan Isa. Janu bangkit berdiri lalu mendorong kursi kerjanya hingga menempel dengan tepi meja kerja.

"Itu menu langka! Aku bertaruh seratus ribu kalau hari ini menunya benar-benar sate padang," timpal Igor. Staff MEP tim Urna yang satu ini memang senang bertaruh, meski begitu ia sering kalah dalam taruhannya.

"Aish, kerjamu hanya bertaruh saja," sahut Erina sembari mengepalkan tangannya seolah ingin menjitak Igor.

"Aku pikir kita akan makan sosis asam manis." Kali ini Isa mengutarakan pendapatnya.

"Sosis asam manis juga enak, ah jadi makin lapar." Janu mengelus-elus perutnya.

"Aku menebak menu hari ini adalah rendang sapi."

Suara Urna tidak lantang, tetapi mampu membuat seluruh anggota timnya terdiam dan menatapnya. Bukan tanpa alasan, pasalnya rendang sapi berada di urutan pertama sebagai menu paling langka di kantin Mirae Architect. Mungkin hanya akan muncul satu atau dua kali dalam setahun.

"Wah, Bu Urna. Itu akan jadi taruhan yang sangat besar," jawab Igor.

Urna terkekeh. "Kalau begitu, semoga saya benar. Taruhannya jadi dua ratus ribu."

Jawaban Urna malah membuat anggota tim lain semakin terbengong.

Sejak kapan project architect mereka jadi suka taruhan?!

Hebatnya, tebakan Urna benar.

"Bu- bu Urna, ini dua ratus ribunya," cicit Igor sambil menyerahkan dua lembar uang seratus ribuan.

"Nggak perlu, saya cuma bercanda soal taruhannya. Lagipula, menu rendang selalu dibuat di tanggal 4 April dan 4 September." Urna mendorong pelan tangan Igor.

"Wah, Bu Urna menghapalkannya?" tanya Erina antusias.

"Ingat begitu saja," jawab Urna singkat. "Omong-omong, kalian antre duluan saja. Biar aku yang jaga meja," tawar Urna.

Memang keadaan kantin saat itu cukup ramai, meja kosong yang tersisa bisa dihitung jari.

"Siap Bu," jawab anggota timnya serempak.

"Urna? Tumben ada di kantin?" sapa Ardian saat melewati meja yang Urna jaga. Spontan Urna bangkit berdiri untuk membalas sapaan seniornya.

"Siang Pak Ardian. Akhir-akhir ini sedang tidak banyak meeting di luar, jadi saya makan siang dengan tim," jawab Urna.

"Oh, bagus-bagus. Selamat makan siang, sampaikan juga salam saya pada tim Urna. Saya permisi," balas Ardian dan berlalu.

"Baik, Pak. Hati-hati di jalan." Urna pun kembali duduk.

Asta Urna [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang