Chapter 21 - First Date (?)

21 5 0
                                    

Haayyy! Welcome to AU Chapter 21!!! 🥰

Duh kesengsem banget sama Asta, btw Asta ketemu camer nih! 😆

Makasih banyak mau nungguin Asta Urna UP! 💜

Sebelum baca, yuk VOTE DULU (pencet tanda bintang) biar aku makin SEMANGAT nulisnya😗 Suka sedih kalau yang vote cuma 1, itupun diriku sendiri 😣

Happy reading 💕

...

Seorang wanita paruh baya duduk bersila di atas ranjang yang hanya cukup untuk satu orang. Di depannya terpasang meja lipat dengan sebuah kotak makan sekali pakai dan sekotak susu di atasnya.

Wanita itu tampak kesulitan menyendokkan makanan itu. Dan jika diperhatikan lagi, ternyata ia menggunakan tangan kirinya. Dengan lengan kanan yang digips, masuk akal kalau ia tidak bisa menggunakannya.

"Biar saya bantu, Tante." Seorang pria berkemeja putih dengan luaran sweater berwarna biru tua menghampiri ibu itu. Tanpa menunggu persetujuannya, ia membantu memotong daging ayam grill yang sedari tadi menjadi masalah.

"Nah, sudah!" katanya setelah selesai memotong menjadi ukuran satu gigitan.

"Terima kasih banyak," ucap ibu itu lalu menusuk sepotong daging ayam dengan garpu.

"Sama-sama," balas pria itu. Namun bukannya pergi, ia malah duduk di samping ranjang ibu itu.

"Tante belum tahu namamu, apakah kamu mau menengok seseorang?" tanyanya.

"Oh iya, maaf saya lupa. Nama saya Asta, Tante. Sebetulnya saya mau bertemu seseorang, tapi malah nyasar ke sini," jawabnya sambil menggaruk-garuk kepala belakangnya.

Jawaban Asta ternyata membuat ibu itu tertawa kecil.

"Kenapa, Tante?"

"Nggak, nggak apa-apa. Kok bisa nyasar ke sini?"

"Eh, hehe. Rumah sakitnya terlalu besar jadi saya bingung." Lagi-lagi Asta menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Oh, begitu."

Asta baru sadar kalau tante itu tidak banyak memakan makan siangnya. Padahal menunya sudah pas menurutnya. Mashed potato dengan ayam grill ditambah bayam dan jagungrebus. Di luar box makan itu juga ada buah jeruk tanpa biji dan susu kotak. Nutrisinya bagus dan cukup untuk pasien patah tulang.

"Tante nggak makan? Kalau kesulitan saya bantu suapin," tawar Asta.

"Nggak, Tante cuma udah kenyang," jawabnya pelan.

"Padahal Tante baru makan sedikit loh, saya suapin ya? Kalau makannya sedikit nanti nggak cepet sembuh," bujuk Asta sambil menyendokkan mashed potato dan sedikit bayam rebus. Namun Tante itu menggeleng.

"Gimana kalau makan jeruk aja? Saya kupasin ya," bujuk Asta lagi. Karena tidak ada respon penolakan, Asta mengupas jeruk itu lalu memisahkannya satu per satu agar mudah dimakan sekali suap.

Melihat Tante itu memakan buahnya, mau tak mau membuat Asta tersenyum.

"Tante sendiri di sini? Ada walinya kah?" tanyanya penasaran.

"Ada, tapi tadi lagi bertemu dokter."

"Oh, begitu." Asta mengangguk-angguk sembari mengupas jeruk ketiga.

...

"Terima kasih, dok. Saya duluan," pamit Urna sebelum menutup ruangan dokter.

Klap.

Asta Urna [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang