Chapter 38 - Vonis Akhir

10 2 0
                                    

Hello semuaa! Apa kabar?? 🙋

Udah lama banget kita nggak ketemu 😣 5 bulan lebih 😭

Makasih banyak ya udah nungguin & mau tetep baca Asta Urna 💜💙

Sebelum baca, yuk VOTE DULU ⭐ ⭐ biar aku makin SEMANGAT nulis chapter selanjutnya 😗

Happy reading 💕

...

Sebetulnya, ada satu hal yang Asta ingin minta pada Urna. Namun ia mengurungkannya. Jangan sampai perasaan pribadinya menghambat pekerjaan profesional Urna.

"Baiklah, semangat ya! Aku juga harus cepet-cepet balik ke toko lagi."

"Okay," jawab Urna.

Urna mengantar Asta sampai ke lobby, lalu berpisah dengannya di sana.

Setelah Asta pergi, Urna menutup mata dan berusaha mengatur napasnya. Tangannya kemudian terangkat untuk menguncir rambut panjangnya.

"Ya! Ayo semangat, biar cepet selesai!" katanya pada diri sendiri dengan tangan terkepal di sampingnya.

...

Urna mengetuk pintu sebuah ruangan bertuliskan "HRD". Masih ada waktu sekitar lima belas menit sebelum wawancara kandidat dimulai dan Urna hendak memakai waktu itu untuk melihat portofolio dan CV para kandidat secara sekilas.

"Silakan masuk." Terdengar suara dari dalam ruangan itu. Urna pun mendorong kenop pintu ke bawah lalu mendorongnya.

"Siang, saya mau minta data kandidat untuk wawancara hari ini," jelas Urna langsung. Salah satu staff HR itu mengangguk kemudian memberikan sebuah tablet berukuran dua belas inchi pada Urna.

"Ini data-datanya, Bu. Untuk portofolionya tertera di tautan masing-masing CV." Staff itu memberikan penjelasan singkat. Urna pun mengangguk tanda mengerti setelah mengucapkan terima kasih, lalu membuka pintu di samping kirinya yang terhubung langsung ke ruang interview.

Departemen HRD yang terletak di lantai tiga sebetulnya lebih sering disebut sebagai lantai santai di Mirae. Itu karena di lantai inilah yang memiliki fasilitas hiburan yang bisa dipakai pegawai Mirae Architect seperti ruang istirahat, ruang bermain game, dan ruang olahraga. Hanya setengah area lantai tiga yang digunakan oleh departemen HRD.

Meski begitu, penggunaan area departemen HRD Urna nilai sangat efisien. Ada tiga ruang yang tersambung satu sama lain, yaitu ruang HR Generalis di mana Urna sebelumnya berada. Di sisi kanannya adalah ruang HR Payroll yang bertanggung jawab atas kompensasi dan tunjangan pegawai, sementara di sisi kiri adalah ruang HR Recruitment yang saat ini dipakai sebagai ruang interview.

Urna sengaja masuk ke ruang HR Recruitment lewat ruang HR Generalis karena tidak mau terlihat oleh para kandidat.

"Datang juga," sambut Pak Ketua begitu Urna menampakkan batang hidungnya.

"Selamat siang Pak Ketua, selamat siang semua," sapa Urna seraya membungkukan punggungnya 45 derajat kemudian duduk di kursi pewawancara paling ujung kanan.

Dari paling kiri secara berurutan diisi oleh Pak Ardian dari tim fasilitas publik, Pak Andreas yang dulu memimpin proyek rumah sakit, Pak Ketua, Bu Santi dari tim perumahan, dan Urna dari tim rumah mewah. Saat ini sebetulnya total ada sepuluh project architect di Mirae, namun hanya empat diantaranya yang dapat membantu proses wawancara. Para project architect lain banyak bekerja untuk proyek di luar kota, namun karena nama Urna masih terbilang baru, maka dari itu Urna masih hanya mengerjakan proyek dalam kota.

Asta Urna [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang