Hello semuaa! Apa kabar?? 🙋
Kupersembahkan chapter 36! 👏
Chapter setelah mereka bertengkar! Memang ya kalau pacaran itu nggak lepas dari pertengkaran 💥
Makasih banyak yaa karena nungguin Asta Urna UP! 💜
Sebelum baca, yuk VOTE DULU ⭐ ⭐ biar aku makin SEMANGAT nulisnya 😗
Happy reading 💕
...
Langit masih gelap, namun alarm ponsel Urna sudah berdering. Semakin lama volume alarm itu semakin keras.
Dengan malas Urna menyeret tubuhnya dari tengah kasur ke sisi kiri kasur, lalu mematikan alarm itu seadanya. Baru pukul setengah lima pagi, ia masih punya waktu setengah jam untuk tidur lebih lama.
Tak butuh waktu lama, Urna kembali terlelap.
Tininit tininit. Tininit tininit.
"Errgh." Urna mengerang, namun masih belum menjawab panggilan telepon itu. Ia hanya berguling ke sisi kanan kasur, menjauhkan diri dari ponselnya.
Tak lama kemudian dering ponselnya mati, menandakan penelepon sudah menyerah. Namun hanya berselang satu menit, ponselnya kembali menjerit-jerit.
Tininit tininit. Tininit tininit.
"Aish, siapa yang menelepon sepagi ini!" serunya dengan suara parau, namun akhirnya beranjak untuk mengambil ponselnya. Urna mengucek-ngucek matanya sebelum mengangkat panggilan itu.
Igor? Kenapa dia menelepon?
"Halo?"
"Halo, Bu Urna. Maaf saya mengganggu jam segini, ada satu hal yang saya masih ragu dan mau saya tanyakan," kata Igor dari seberang. Namun, pikiran Urna fokus pada Igor yang berkata "jam segini".
Apa maksudnya?
Urna langsung menoleh ke arah dapur, mengecek waktu saat ini.
YA TUHAN! AKU TELAATT!!!
"Sial sial sial," rutuk Urna dalam hati. Semua rasa kantuknya hilang, berganti dengan detak jantung yang berpacu dengan waktu.
"Igor! Igor, tunggu sebentar," seru Urna seraya berlari ke balkon untuk mengambil handuknya.
"Ya, Bu?" jawab Igor kebingungan.
"Maaf, saya terlambat bangun dan harus segera bersiap-siap. Tolong voice note atau kirim pesan mengenai hal yang mau kamu tanyakan. Akan segera saya jawab di perjalanan," jelas Urna sesingkat mungkin.
"Baik, Bu."
"Terima kasih," tutup Urna. Urna melempar ponselnya ke kasur, lalu segera masuk kamar mandi.
Tininit tininit. Tininit tininit.
Tininit tininit. Tininit tininit.
...
"Kerja bagus, Igor," puji Urna untuk membuat Igor lebih rileks. Terlihat jelas anggota timnya itu sangat gugup sepanjang presentasi dan diskusi tadi.
Untungnya semuanya berjalan dengan lancar dan rancangan mereka sudah difinalisasi. Setelah ini, Urna hanya perlu mengirimkan berkas-berkasnya pada pihak kontraktor dan mengontrol proses pembangunan sampai selesai.
"Terima kasih banyak sudah mempercayai saya, Bu Urna."
"Kalau saya tidak percaya, tidak mungkin kamu ada di tim saya. Tapi, memang kalau masih banyak yang harus ditingkatkan. Berusahalah lebih baik lagi di proyek selanjutnya," pinta Urna.
![](https://img.wattpad.com/cover/324361382-288-k471427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Asta Urna [ON GOING]
RomanceUrna ingin memutuskan hubungan dari masa lalu dengan sempurna lewat bunga perpisahan dari toko bunga Little Cosmos. Tak disangka, pilihannya itu malah membawanya kepada Asta, sang pemilik toko bunga. Asta yang begitu mengganggu dan menyebalkan, namu...