Haiii semuaa! Ini dia chapter 25!! 🥰
Aku minta maaf banget karena lagi sulit buat UP Asta Urna sesuai jadwal 😣
Tapi, makasih banyak buat yang mau nungguin Asta Urna UP lagi 😀
Jangan lupa, VOTE dulu yuk 😀
Makasih banyak mau nungguin Asta Urna UP! 💜
Sebelum baca, yuk VOTE DULU (pencet tanda bintang) biar aku makin SEMANGAT 😗
Happy reading 💕
...
"Kalian.. Sedang apa?" tanya seseorang berjarak dua meter dari mereka berdua. Dengan cepat Urna menyentak tangan Asta.
Perempuan setinggi 165 cm itu menatap mereka berdua dengan tatapan menuduh. Ia masih mengenakan coat panjang dan tangan kanannya berada di handle koper. Dari penampilannya, tampak jelas kalau ia baru tiba dari perjalanan yang cukup lama.
Urna sontak memalingkan wajah, menghindari tatapan berlaser darinya.
Seseorang yang baru datang itu adalah Uzuri, adik Urna.
Dengan langkah mantap, Uzuri mendekati Asta.
"Kamu pacar kakakku?" tanyanya seolah menginterogasi.
"Bu-"
"Belum," jawab Asta tenang. Cepat-cepat Urna membekap mulut Asta.
"Zuri zuri, kamu ke sini mau ketemu Mama kan?" kata Urna berusaha mengalihkan pembicaran. Susah payah Urna mengucapkan kata itu. Kata "Mama". Selama ini ia sudah menganggap dirinya seorang piatu.
"Iya, tapi aku harus bicara dulu sama dia." Telunjuk Uzuri menunjuk tepat ke arah Asta yang berada di belakang Urna.
"Siapa namamu?" tanya Uzuri terang-terangan. Gaya bicaranya informal, mungkin terbawa kebiasaannya di luar negeri.
Sebelum menjawab pertanyaan Uzuri, Asta mengulurkan tangannya.
"Asta, Asta Nawasena," katanya sambil tersenyum percaya diri.
"Uzuri," balas adik Urna singkat namun membalas uluran tangan Asta.
"Senang bisa bertemu denganmu."
"Iya."
Begitu mendengar jawaban Uzuri, Asta tertawa kecil. Tingkah Urna dan adiknya sebelas dua belas.
"Apa ada yang salah?"
Bahkan sifatnya yang ini pun sangat mirip, batin Asta dalam hati.
"Tidak tidak, hanya saja sifat Uzuri dan Urna sangat mirip," jawab Asta.
"Kami tidak mirip," ujar keduanya bersamaan. Asta malah tertawa lebih lepas dan kakaknya mengomeli Asta sembari menarik ujung baju pria itu.
Diam-diam, Uzuri memperhatikan tingkah kakaknya pada pria bernama Asta itu. Tampaknya mereka lebih dari teman? Entahlah.
Oh! Tapi bukankah ini kesempatan bagus?
"Aduh, haus ya siang-siang begini," ucap Uzuri sembari melirik ke arah keduanya dengan tangan kiri di leher.
"Zuri mau beli minum? Biar aku belikan," respon Asta yang sangat sesuai dengan ekspektasi Uzuri.
"Tentu saja!" sahut Zuri senang. Tanpa menunggu sang kakak dan calon kakak iparnya, Uzuri langsung ngacir ke kasir.
"Asta, aku benar-benar minta maaf. Biar aku yang bayar minumannya," kata Urna menghentikan Asta yang hendak menyusul Uzuri.
"Nggak apa-apa, Urna. Bukankah aku harus dapat restu dari adikmu juga?" jawab Asta santai seraya mengedipkan sebelah mata. Pipi Urna seketika memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asta Urna [ON GOING]
RomanceUrna ingin memutuskan hubungan dari masa lalu dengan sempurna lewat bunga perpisahan dari toko bunga Little Cosmos. Tak disangka, pilihannya itu malah membawanya kepada Asta, sang pemilik toko bunga. Asta yang begitu mengganggu dan menyebalkan, namu...