chapter 8

2.7K 218 15
                                    


anak ketiga dari keluarga Aigner nampaknya sedang berada di suatu bengkel.

ada beberapa bagian motor yang perlu ia modif lagi.

sembari menunggu motornya di tangani, Al hanya duduk sembari mengotak atik helm kebanggaannya.

halaman depan bengkel yang luas itu terlihat kedatangan mobil, tapi Al tak berniat kepo, ia masih saja sibuk dengan kaca helmnya.

"tadi Papa ke sini nggak mas?" tanya seseorang yang baru keluar dari mobil tadi

"tadi bapak sempet kesini non, terus sekarang lagi belanja stock sparepart" jawab petugas di sana

"yaudah mas, makasih infonya"

"iya non sama-sama, saya balik kerja dulu, permisi"

orang itu menoleh ke arah Al yang sedang sibuk, dengan perlahan ia duduk di bangku yang sama dengan yang Al duduki.

"sorry" ucap Al ketika ia tak sengaja menyentuh tangan orang itu

"iya, gapapa" jawabnya lembut

Al yang penasaran dengan gadis di sebelahnya ini lalu mengalihkan pandangannya ke arah orang di sebelahnya.

"udah sering kesini, ya?" tanya gadis itu

"iya" jawab Al singkat

"... "

"lo ngapain kesini? mobil lo rusak?" tanya Al yang nampak tak enak karena terlalu cuek dan membiarkan suasana hening

"ah enggak kok, tadi nyari Papa aku" jawab gadis itu

"Papa lo kerja di sini?"

"Papa yang punya bengkelnya" jawab sang gadis yang di tanggapi oleh anggukan dari Al

"aku dari tadi gak sopan nih nanya-nanya tapi gak ngenalin diri, kenalin aku Ashel" ucap Gadis yang diketahui bernama Ashel itu

"gw Al" jawab Al yang ikut memperkenalkan diri

Tak lama dari situ, orang yang mengerjakan motor Al menghampiri Al dengan menuntun motor itu.

"ini kak, sudah selesai" ucap montir itu

"thanks ya"

"siap kak, di jamin kenceng ini mah"

"yaudah saya duluan" pamit Al yang mulai memasang helmnya dan menaiki motornya

"gw cabut dulu ya, see u" ucap Al kepada Ashel

Ashel hanya tersenyum dan melambaikan tangannya, Al pun melajukan motornya menuju ketiadaan.

-

Sampai di rumah, Al di sambut dengan kedua kakaknya yang sedang bermain badminton di tanah lapang samping rumahnya.

"tumben main, lagi gabut apa gimana hidup lo pada" tanya Al

membuat Kai dan Zee menghentikan aktivitasnya, shuttlecock yang ada di tangan Zee, ia tangkis dengan raket ke arah Al dan mengenai wajah Al.

"rese lo!" kesal Al

"si Mike lo apaan lagi?" tanya Kai

"cuma gw ganti bodynya aja, terus ganti knalpot yang gak terlalu berisik" jawab Al

"motor kalo gak berisik mana gaul ege" ucap Zee

"bodo amat sama gaul, timbang tuh knalpot di banting ke kepala gw sama Ayah" balas Al

"hahaha abis di tegur toh ternyata" tawa Kai

mereka yang sudah gabut dan malas akhirnya masuk ke dalam rumah, ada sang bunda yang sedang anteng menonton acara TV di ruang tengah.

𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang