chapter 39

1.2K 139 11
                                    

pukul 12 malam ini, keluarga Aigner terlihat berkumpul di ruang tengah, si sulung sedari tadi mondar mandir tak jelas sembari memainkan ponselnya.

raut wajah sang ibunda juga tak lekang dari kekhawatiran. Ya, anak ketiga keluarga Aigner belum kembali ke rumah sampai hampir tengah malam ini.

"Kak, gimana?" tanya bunda, dirinya sudah tak sabar

belum lagi cerita dari Zee saat di sekolah tadi, adiknya itu terlihat emosi, dan bisa di simpulkan jika Al sedang tidak baik-baik saja.

"bunda sabar yaa, adek pasti pulang kok" chika dengan setia memeluk tubuh mertuanya itu, ia sangat paham bagaimana khawatirnya sang mertua

"kak, gimana bunda gak khawatir kalo pulang sekolah Al bahkan gak kembali ke rumah dulu"

"Ayah, apa gak sebaiknya kerahkan Oscar dan Elang?" Kai memberi ide

setidaknya jika ada yang mencari langsung di luaran sana, mungkin Al bisa cepat ketemu, Zee sedari tadi menghubungi semua teman Al di sekolah maupun teman di tongkrongan Al, dan semua orang mengatakan jika mereka belum bertemu Al sama sekali hari ini.

"udah kak, Oscar bahkan sudah mencarinya daritadi" jawab Gracio

pria tua itu nampak tenang, walaupun kenyataan tidak demikian, banyak yang ia belum paham mengenai anak ketiganya yang makin hari semakin menutup diri itu.

Skip! ....

hari kemarin sepertinya sudah terlewati dengan sangat cepat, Zee melihat layar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Kakak ipar dan bunda serta si bungsu terlihat masih tidur di ruang tengah, mereka menunggu Al hingga ketiduran di sana.

"Ayah! Kai dapet info soal adek" Kai sedikit berteriak, setelah anak itu menerima sebuah panggilan, Kai akhirnya sedikit membuat lega

"adek dimana?" Gracio bertanya

"di Bekasi" jawab Kai singkat

"lhah!" Zee yang bingung sedikit berteriak, hal itu sukses membuat sang ibunda terbangun dari tidurnya

"kok di Bekasi? adek main?" tanya Gracio yang sudah tak sabaran

"tadi Kai di telfon sopir taksi, Yah, adek di temuin di pinggir jalan, anaknya sekarang kritis dan lagi di ICU rumah sakit Bekasi" jelas Kai, sontak membuat semua orang di sana kaget.

"mas, anak aku kenapa?" tangis Shani membuat si bayi bungsu itu terbangun dan menangis, Chika dengan kesadarannya yang masih setengah itu mencoba menenangkan si kecil.

"kak, kirim lokasi rumah sakitnya sekarang, ayo sayang" Gracio berjalan sedikit tergesa, pagi pagi buta bahkan langit belum menunjukkan sisi terangnya itu membuat mereka harus segera beranjak.

akhirnya Gracio, Shani dan Zee bergegas menaiki mobil untuk ke rumah sakit yang sudah di bertahukan oleh Kai.

"bby, adek udah ketemu?" tanya Chika kepada sang suami

"udah sayang" jawab Kai, terlihat jelas bagaimana raut panik Kai, dan itu tertangkap jelas oleh sang istri

"Al baik baik aja?" Chika bertanya, christy terlihat tenang di gendongan wanita itu

"Al kritis sayang, aku belum tau apa yang terjadi, kita tunggu kabar nanti, ya? kamu bantu aku jagain adek, boleh? " pinta Kai

"it's okey sayang, semua akan baik-baik aja, Al anak kuat, aku bisa kok jagain adek kity" Chika berusaha menenangkan sang suami

Sedangkan di tempat lain, Gracio sedang mengendarai mobilnya, pria itu juga terlihat sedang menelfon Elang, mungkin agar Elang bisa membantu untuk datang lebih cepat ke rumah sakit untuk melihat keadaan sang anak.

𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang