Keadaan di villa ini hening, Gracio duduk di salah satu sofa yang ada di sana, juga dengan ketiga anaknya yang duduk di sofa panjang."apa yang kalian lakuin waktu Ayah koma?" Gracio akhirnya bersuara
pertanyaan barusan berhasil membuat Kai, Zee dan Al menelan ludahnya kasar.
"Kai, Zee, Alden?" sekali lagi Gracio mencoba membuat ketiga anaknya bersuara, matanya menatap anaknya satu persatu.
"m-maksudnya Yah?" gugup Kai
"apa yang kalian lakukan dengan Sisca?" tanya Gracio dingin
deg!....
benar apa yang sudah Kai khawatirkan, Ayahnya ini pasti akan mencium bangkai dirinya dan kedua adiknya itu, terlebih bagi sang ayah, ini adalah persoalan yang mudah.
Zee yang melihat Al hanya diam saja mencoba menyenggol lengan sang adik agar setidaknya membantu menjelaskan, toh kalaupun mengelak, sang Ayah pasti sudah tau kebenarannya.
"tidak ada yang mau jelasin ke ayah?" tanya Cio
"........ "
"udahlah, lagian kita juga cuma ngasih jalang itu pelajaran" Al bersuara, anak itu nampaknya santai sekali, tidak ada raut khawatir, panik ataupun ragu sama sekali
"kenapa kalian lakuin itu?" tanya Gracio
"hahaha, masih nanya? yang bener aja Yah, kita gak Terima kalau dia hidup tenang setelah bikin kita hancur" jawab Al
"TAPI TIDAK DENGAN MEMPERKOSA PEREMPUAN ALDEN!!" marah Gracio, ia sudah tak tahan lagi, baginya sang anak terlalu bertele-tele
mendengar amarah sang Ayah, Al berdiri, menatap kedua kakaknya yang hanya terduduk sembari menunduk.
"lo pada takut? lo juga merkosa jalang itu ya njing! yang gentle dikit jadi laki, gw mulu daritadi yang jawab"
"lo amnesia apa gimana hah?! semua ini berawal dari ide busuk lo!" Zee menantang
"ya lo ada ide gak buat bales dendam? enggakkan?! lo cuma modal kasihan sama bunda tapi gak pernah effort buat bales kelakuan orang yang nyakitin bunda lo"
"ALDEN, ZEEANDRA!" teriak Gracio
"duduk!" perintahnya
keduanya malah tak menggubris sang ayah, Zee dan Al terlibat adu tatapan sengit, dongkol sekali Al melihat kakaknya yang pengecut ini.
"gw peringatin sama lo ya Al, kalau bukan karna lo, kita gak bakalan keseret ini semua!"
"kalian bisa berhenti?!!" ucap Gracio
"Ayah gak pernah ngajarin kalian sebrengsek ini"
"terus yang dulu itu apa?! apa yang Al lakuin udah seperti yang lo tanemin di diri Al, gak ada yang beda!" sentak Al
"dan soal brengsek, yang ngajarin Al buat jadi brengsek dan bajingan itu Ayah" imbuh Al yang seakan menantang Ayahnya itu
" Ayah tau, tapi bagaimana dengan bundamu?"
"ya cukup diem, lagian itu jalang juga gak kenapa napa"
siapa yang akan menyangka bahwasannya di ujung tangga, sedari tadi ada seseorang yang berdiri di sana, bahkan orang itu tau apa yang sedang di bicarakan.
"maksut kalian apa?" mendengar itu, empat orang yang ada di sana menoleh ke sumber suara
Shani sudah meneteskan air matanya di tempatnya berpijak saat ini, tak menyangka bahwa ketiga anaknya melakukan hal menjijikkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝)
Teen FictionAmbivalen, bercabang dua yang keduanya saling bertentangan. Perasaan mencintai dan membenci di saat yang bersamaan. ⚠️❗mengandung unsur kekerasan, gak suka langsung skip ae, hidup bawa santai gak usah ribet😗 𝐩𝐞𝐫𝐡𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧! : ʙᴇʙᴇʀᴀᴘᴀ ɴᴀᴍᴀ ᴍᴇᴍ...