Chapter 43

1.4K 156 7
                                    

Gracio yang panik saat tubuh anaknya terhempas jatuh ke tanah itu langsung membopongnya ke dalam mobil, ia memang belum tau apa yang terjadi di dalam–tapi ia sangat khawatir jika sang anak kenapa-napa.

bahkan saat perjalanan ke rumah sakit, Ashel yang sudah bersama orang tuanya sedikit menceritakan tentang Al, hal itu membuat orang tua ashel ikut melajukan mobilnya mengikuti mobil yang di kendarai oleh Gracio ke arah rumah sakit.

___

"gimana dok?" lelaki gusar itu berdiri dengan tak santai setelah baru saja mendudukkan dirinya di kursi tunggu rumah sakit beberapa menit yang lalu

" pasien mengalami gegar otak kategori sedang, ini mungkin akibat traumatis yang pernah di alami pasien" jelas dokter, pria berjas putih itu dengan hati-hati menjelaskan apa yang terjadi dengan pasien yang baru ia tangani

" bisa lakukan yang terbaik untuk anak saya, dok?" Gracio ingin yang terbaik, selain karna tak mau jika sang anak kenapa napa, ia juga khawatir dengan sang istri

"saya usahakan sebaik mungkin, pak" jawab sang dokter dengan sungguh-sungguh.

dokter itu lalu pamit untuk memeriksa pasien lain, dan beberapa orang yang berada di sana langsung masuk ke dalam ruangan, tak terkecuali Ashel dan kedua orang tuanya.

" abis ini jangan di kasih obat lagi ya, Al bosen minum obat terus" ujar Al saat orang-orang itu mendekat ke arah bangsal tempat ia berbaring

"tapi kamu sedang gak baik-baik aja, Alden" sahut sang Ayah dengan lembut, hal itu membuat Al menoleh dan memasang raut muka yang meminta penjelasan

"Al kenapa? " tanyanya

"lo gegar otak, dek" jawab Zee

"yaudah sih, nanti juga sembuh" jawab anak itu ringan

padahal Zee dan beberapa orang disana tau, keadaan anak itu memang tak begitu mengkhawatirkan, tapi untuk beraktivitas biasa akan sulit dan beresiko untuk kedepannya.

Gegar otak sedang bisa membuat penderita sering mengeluh sakit di kepala, hilang kesadaran diri dan telinga yang berdenging juga mual dan muntah. Umumnya, penyebab gegar otak di sebabkan oleh pukulan, benturan atau guncangan keras pada kepala dan bagian leher hingga berdampak pada fungsi kinerja otak bahkan keseimbangan tubuh.

"lhoo, mau kemana nak Al? " Ayah Ashel yang kebetulan berdiri di sebelah Al bingung saat anak itu bangkit dari posisi berbaringnya

"adek mau pulang om, anaknya gak betah dan paling anti sama rumah sakit" Zee menjawab kebingungan dari ayah temannya itu, karna ia juga sudah hafal dengan tabiat sang adik

" ayah ambilkan kursi roda dulu, ya?" Gracio menawarkan

"gak usah, Al juga gak lumpuh" jawabnya yang langsung berjalan keluar dari ruangan bahkan tanpa alas kaki

Mereka lalu pulang, dan setibanya di rumah-Zee langsung membantu sang adik membersihkan diri agar bisa beristirahat dengan nyaman. Sedangkan di ruang tengah terlihat Shani dan juga Kai Chika, ketiga orang itu terlihat mengobrol serius dengan Gracio.

"kenapa gak bilang ke aku mas? " matanya sudah berair ketika sang suami memberitahu apa yang terjadi dengan sang anak

"sabar bunda" ucap Chika, menantu idaman itu memeluk sang mertua dan menenangkannya

" nanti mas bakal lakukan yang terbaik, siapa yang mau kalau anaknya sakit, hm? seumpama nanti emang ada jalannya, pasti Al bakal sembuh " Gracio memberi pengertian kepada sang istri

tak lama Zee terlihat bergabung setelah selesai dengan adiknya.

"udah Zee?" tanya Kai

"beres kok, orang anaknya juga langsung merem tadi" jawab Zee, dirinya mengambil duduk di sebelah sang ibunda

𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang