chapter 52

1.4K 150 10
                                    

⚠️maafkan typo
🔞tobat!

--

Keluarga Aigner sudah kembali ke tanah air sejak 2 hari yang lalu, sempat ada insiden yang membuat anak ketiga Aigner ketinggalan pesawat karna keteledorannya—Alhasil Alden menyusul di jadwal keberangkatan pesawat selanjutnya.

sore ini anak anak bunda sedang di sibukkan dengan acara membongkar beberapa oleh-oleh yang mereka beli dari Jepang. Saat datang, bunda hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Al, acara ketinggalan pesawatnya itu malah ia gunakan untuk sekali lagi berkeliling Jepang untuk berburu barang-barang yang ia inginkan, tentunya di dominasi oleh mainan.

brak!

suara hantaman keras nampak terdengar, suara itu berasal dari arah luar tepatnya di depan teras rumah.

Kai, Chika dan Al yang sedang membongkar koper lalu melihat apa yang terjadi lewat balkon yang mengarah langsung ke arah datangnya suara.

"GOBLOK!" teriak Al yang langsung berlari menuruni anak tangga

semua orang yang mendengar juga ikut berlari menuju ke beranda rumah.

"lo apain motor gw bangsat!!!" Al sudah kalang kabut ketika melihat body motornya nampak penyok karna ulah sang Ayah

"Ayah gak sengaja Al" Gracio menatap nanar pada motor kesayangan sang anak

" gak sengaja apaan??! mata lo buta hah? motor segede ini lo tabrak" Al mendekat pada sang Ayah

Al yang sudah gelap mata itu langsung menarik kerah baju yang sang ayah kenakan, hal itu memancing Zee untuk berusaha menenangkan keadaan.

"heh apaan sih! orang tua ini" tukas Zee sembari menjauhkan sang adik

" lo tau kan gimana susah payahnya gw beli ni motor, gw kerja sendiri banting tulang dari sisihin uang cafe, gaji gw ngajar les bahkan hadiah olim.... gw yang paling gak ikhlas kalo ni motor kenapa napa bahkan waktu ni motor gw pake dan berakhir kecelakaan! dan DIA! KAPARAT INI HARUSNYA BISA LEBIH HATI-HATI! " telunjuknya menunjuk Gracio

" udah dek, nanti yang rusak biar kakak ganti" Kai mencoba mengambil alih emosi sang adik

"haha... enteng ya mulut lo ngomong gitu, lo sadar gak sih kalo bapak lo ini selalu ngerecokin hidup gw?! semua hal yang bikin gw seneng—hal yang bikin gw bisa distraksi pikiran dari semrawutnya dunia selalu aja Gracio recokin! gw dari dulu udah ilang respect sama ni orang" balas Al bersengut

merasa semua orang hanya diam, anak itu kembali mendekati Gracio—mendorong tubuh pria tua itu hingga terdorong ke belakang, ia bahkan tak segan untuk mencekik leher sang Ayah.

dan Shani yang melihat itu langsung buru-buru menarik sang anak agar tak lagi bersikap anarkis seperti itu, Namun aksinya malah membuat Al yang sedang hilang kendali berganti mendorong dirinya.

"Heh tengik! gak usah dorong-dorong bunda gw! sini lawan gw kalo lo emang sejagoan itu Anjing! " Zee sudah muak sekali

"ARGGG BANGSAT! LO SEMUA BISA GAK SIH GAK PERLU PLAYING VICTIM SEAKAN AKAN GW BIANG ONAR DI SINI HAH?!! LO SEMUA SELALU PUNYA CARA BIAR GW BERAKHIR MERASA BERSALAH"

setelah teriakan lantang itu, Alden langsung pergi menggunakan motor milik Zee yang kebetulan sekali kunci motornya masih tertancap di tempatnya—tanpa izin dari sang empunya, Al langsung melajukan motor itu.

𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang