Pagi yang cerah, hari ini Al bersiap untuk pergi ke sekolah, walau ini masih terlalu pagi, Al memutuskan untuk berangkat saja.
turun ke lantai 1, Al melihat sang bunda yang masih sibuk berkutik dengan berbagai peralatan dapurnya.
Shani yang melihat si bungsu itu sudah memakai seragam sekolahnya lantas memanggil si bungsu.
"adek" panggil Shani
Al tanpa menjawab langsung menuju ke arah bundanya, memberikan ciuman di pagi hari kepada sang bunda.
lalu Al duduk di kursi bar kitchen yang ada di sana, mata Al menelisik setiap pergerakan sang bunda.
"kenapa sih, orang secantik bunda harus dapet pria bajingan dan brengsek modelan Gracio" batin Al
"adek jangan ngelamun, masih pagi loh ini" ucap Shani yang membuyarkan lamunan Al
"nih minum susu dulu" kata Shani menyodorkan segelas susu kepada si bungsu
"bun" panggil Al membuat Shani menatap anaknya itu
"kenapa, sayang?"
"maaf" ucap Al
"maaf?" heran Shani
Al malah menggelengkan kepalanya saja, Shani yang melihat itu merasa bingung dan tidak mengerti dengan maksud anaknya.
tak lama, Kai, Zee dan Gracio nampak turun dan mulai bergabung, tetapi, Al malah terlihat beranjak mau pergi.
"adek mau kemana?" tanya sang bunda
"sekolah, di rumah isinya tai semua, males" teriak Al yang sudah mulai menjauh
"ah anak itu, brengsek" ucap Gracio
Zee yang mendengar itu geram bukan main, kenapa lelaki di sampingnya ini tidak berkaca pada kaca, biar gak seenaknya ngatain orang padahal dirinya sendiri juga brengsek.
__
di sekolah, Al merasa sangat bosan sekali, apalagi ini masih terlalu pagi, hanya ada beberapa murid saja yang ia lihat sudah ada di sana.
mata Al menyipit kala melihat seseorang yang sepertinya pernah ia lihat.
orang itu nampak berjalan di Koridor sekolah dengan matanya yang seperti membaca palang nama setiap pintu kelas.
Al tanpa basa basi lagi segera menghampiri orang itu dan mencoba menyapanya.
"hai" sapa Al membuat orang itu sedikit terperanjat kaget
"ah sorry, gw ngagetin" ucap Al merasa tak enak
"iya gapapa kok" jawabnya
"nyari apa?" tanya Al
"eum, ruang kepala sekolah dimana ya? aku dari tadi nyari gak nemu" tanya orang itu
"ruang kepsek mah di gedung sebrang itu, abis ruang BK belok kanan, disitu ruangannya" tunjuk Al
"ah di situ ya" jawab orang itu yang masih bingung
melihat raut bingung dari orang didepan ini, Al berniat untuk mengantarkannya.
"gw anter kesana, yuk?" ucap Al yang lalu di angguki orang itu
selama di jalan menuju ruang kepala sekolah, hanya ada keheningan di antara keduanya.
"kamu yang sering ke bengkel ayah aku, kan?" tanya orang itu memecah keheningan
"iya, gw kira lo gak ngenalin gw" jawab Al
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝)
Teen FictionAmbivalen, bercabang dua yang keduanya saling bertentangan. Perasaan mencintai dan membenci di saat yang bersamaan. ⚠️❗mengandung unsur kekerasan, gak suka langsung skip ae, hidup bawa santai gak usah ribet😗 𝐩𝐞𝐫𝐡𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧! : ʙᴇʙᴇʀᴀᴘᴀ ɴᴀᴍᴀ ᴍᴇᴍ...