chapter 42

1.4K 183 20
                                    

Bel istirahat pertama telah berbunyi, semua siswa dan siswi berhamburan ke seluruh penjuru sekolah, ada yang pergi ke kantin untuk mengisi perut kosong mereka dan memulihkan energi mereka setelah pelajaran pertama, ada juga yang beraktivitas di lapangan, memainkan bola basket dan juga sepak bola.
Beberapa siswi juga terlihat menggosip di sepanjang koridor sekolah.

" woi ada yang berantem! " teriak salah satu siswa yang membuat semua orang mengalihkan atensi mereka semua

Zee, Marsha dan juga Ashel yang baru saja duduk di kursi kantin untuk menikmati soto ayam yang mereka pesan, malah di hantui rasa penasaran karena semua orang terlihat berlarian untuk melihat siapa yang terlibat adu jotos.

"Zee! adek lo!" teriak salah satu teman Zee

hal itu membuat Zee berlari kearah dimana kerumunan berada. Disana, Zee melihat adiknya sudah terbaring di lantai, ada 3 orang yang memukulinya secara brutal.

"Zee! tolongin adek lo" Ashel yang sedari tadi berada di tempat dan malah melihat Zee hanya diam saja melihat Al yang sudah seperti itu berteriak

"gak perlu, gw udah hafal sama kelakuan dia" jawab Zee ringan dan menatap malas ke arah Al

kerumunan akhirnya sedikit membubarkan diri saat ketiga orang yang memukuli Al menghentikan aksi mereka, Ashel kemudian berlari tepat dimana Al masih terduduk sembari memegangi perutnya.

"lo gapapa?" gadis itu berlutut dan wajahnya dipenuhi kekhawatiran

"Shel.... jauhin Bian, please" ucap Al memandang lekat ke arah gadis di depannya

"kamu di incar sama Bian, cel" imbuh Al, wajahnya begitu serius berbicara dan itu membuat Ashel bingung dan tak mengerti

" maksud kamu apa? apa hubungannya kak Bian sama aku?" gadis itu bingung

" Bian mau macem-macemin kamu" ujar Al, anak itu berusaha untuk berdiri dan dengan sigap Ashel membantunya

jika bertanya dimana Zeeandra berada, anak itu sudah pergi dari tempat itu, ia lebih memilih menyantap soto ayam hangat dengan sang pacar daripada mengurusi adiknya si biang onar.

"Al, berhenti omong kosong, kak Bian kayak gitu karena mungkin dendam sama kamu, kamu bahkan gak ada minta maaf sama dia setelah insiden kamu patahin rahang kak Bian" gadis itu terlihat emosi di tempat

"terus kamu pikir yang buat aku sekarat kemarin siapa?! siapa hah?! gw kayak gitu karna belain elo cel" Al berteriak pada gadis itu

" karna tawuran kan? Zee udah cerita.... dan tolong untuk tidak mencampuri urusan kamu dengan kak Bian ke urusan aku" Final Ashel yang kemudian pergi dari sana

sepeninggal gadis itu, Al meneteskan air matanya, semua orang memandang dirinya buruk dan penuh omong kosong, biar... biar saja jika semua fakta terkuak, Al sudah tak akan peduli dengan orang-orang itu lagi.

_

Al baru saja keluar dari salah satu bilik toilet, saat ia mencuci tangannya di wastafel dan sedikit merapikan rambutnya, ia malah mendengar suara orang yang tak asing.

"kita atur rencana"

"langsung eksekusi kan bos? gw dah gak sabar ikut entotin tuh anak" salah satu orang berkata demikian

"bebas dah serah lu, intinya lo nanti kudu udah prepare di tempat yang udah gw kasih tau semalem, nah nanti–pulang sekolah gw ajak Ashel cewe montok itu" Ya, Al sudah sangat hafal dengan suara itu, itu suara dari Bian.

Dan apa ini?.... mereka merencanakan untuk menculik Ashel? atau memperkosa gadis itu.

Al lalu berlari keluar dari toilet, ia dengan buru-buru langsung pergi ke kelas, mengetikkan beberapa pesan untuk seseorang.

𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang