Jarak seminggu dari hari dimana Kai dan Chika telah resmi menjadi pasangan suami istri.
Keluarga Aigner dan juga Chika hari ini pulang ke rumah.Chika akan tinggal bersama keluarga Aigner tentunya, keluarga sudah berdiskusi jika saja Kai ingin membeli rumah dan tinggal bersama sang istri di rumahnya sendiri, itu tak akan menjadi masalah.
Namun memang sedari awal, Chika maupun Kai ingin tinggal bersama, Chika pikir agar sang suami bisa sedikit meringankan beban mertuanya untuk mengawasi kedua adik iparnya itu, juga agar dirinya bisa sedikit menjadi menantu yang berguna membantu Shani.
"sayang, kamu beneran gapapa kalo musti tinggal sama kami?" tanya Shani
"malah Chika seneng, bun. Rumah bunda selalu rame, dari kecil Chika mesti tinggal sendiri sama art karna di tinggal mama papa kerja ke luar negri" jawab Chika
kedua perempuan itu sekarang sedang berada di ruang tengah, duduk di lantai berlapis karpet bulu tebal, pastinya dengan si bungsu keluarga Aigner yang anteng tertidur di kasur kecil yang sengaja di bawa di ruang itu.
"bunda takutnya kamu gak punya privasi sama Kai" ujar Shani lagi
"privasi apa bunda... Chika biasa aja kok, lagian kamar aku sama Kai kan pindah ke lantai 3, Al sama Zee juga jarang ke sana" jawab Chika sembari tertawa
tak lama dari situ, dua orang nampak memasuki rumah, Kai dan Al baru saja pulang dari cafe yang sekarang di kelola oleh Zee dan juga Al.
cup! cup!
Kai mencium kening sang istri dan juga sang ibunda, hal itu di ikuti oleh anak ketiga Shani.
Cup!.....
"Heh!" sentak Kai yang menarik badan Al
bisa bisanya anak itu ingin ikut nyosor ke kakak iparnya.
"apasih!! gak usah narik narik gw" sewot Al
"ya gak usah cium-cium istri aku" merasa tak terima dengan kelakuan sang adik
"yaelah, cuma cium doang, lo tadi juga cium cium, yaudah sih gw ngikut" santai Al yang seperti tidak terjadi apa-apa
"mukamu itu penuh nafsu, cari pacar makanya biar gak gebet kakak ipar sendiri, rese" Jealous Kai, ia tak Terima jika istrinya ada kontak fisik dengan orang lain, walaupun toh itu adeknya sendiri, apalagi ia sangat tau tabiat Alden
"hahah udah sayang, berantem terus ini anak bunda" lerai Shani
"Al ituloh bun" adunya, Chika yang gemas melihat raut wajah sang suami yang seperti anak kecil merajuk itupun langsung menitahkan Kai untuk rebahan berbantal pahanya
"lhah? kok gw? gw kagak ngapa ngapain" masih saja membela dirinya, Al bahkan sekarang beralih menghujani wajah si bungsu yang sedang terlelap dengan ciuman beruntun
euuughh
Si kecil terlihat terganggu dengan kakaknya itu.
"adeknya baru tidur loh sayang, jangan di ganggu biar nanti malem gak rewel" ucap Bunda yang lalu menjauhkan Al dari si bungsu
"hehe.... peace bunda" ucap Al sembari mengangkat dua jarinya
_
"Sha" panggil Zee, kedua manusia itu sekarang sedang berada di taman kota
"iya, kak?" Marsha menoleh
"Ashel itu ada hubungan sama Bian, ya?" Zee bertanya, wajahnya terlihat serius sekali
"hubungan? maksudnya kak?" sungguh, perempuan ini benar-benar masih sulit mencerna pertanyaan dari Zee
"yaa, hubungan spesial gitu, pacaran"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝)
Teen FictionAmbivalen, bercabang dua yang keduanya saling bertentangan. Perasaan mencintai dan membenci di saat yang bersamaan. ⚠️❗mengandung unsur kekerasan, gak suka langsung skip ae, hidup bawa santai gak usah ribet😗 𝐩𝐞𝐫𝐡𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧! : ʙᴇʙᴇʀᴀᴘᴀ ɴᴀᴍᴀ ᴍᴇᴍ...