chapter 31

3.3K 318 18
                                    

tubuh lemah Shani mendekat ke arah Gracio, walau beberapa jam yang lalu ia baru saja melakukan operasi, ia bersikeras untuk bisa menjangkau suaminya itu.

wajah yang tampan, wajah Gracio tak pernah berubah dari awal dirinya dan Gracio bertemu dulu.

Shani duduk di sebuah kursi yang ada di sana, tangan kanannya menggenggam tangan kanan Gracio.

"bangun mas" gumam Shani

air mata sudah membasahi pipi Shani, si kecil juga nampaknya bereaksi dengan situasi saat ini, karna sekarang si kecil sedang mengerjapkan matanya melihat ke arah sang bunda.

"anak kamu udah lahir sayang, bangun yuk" kata Shani lagi

"mas masih nungguin aku kan? ayo kita mulai lagi dari awal, mulai lagi dengan versi terbaik kita setelah perpisahan kemarin, mas bangun, ya?"

"putri kecil kamu udah di sini, dulu kamu minta buat makein dedek baju pilihan kamu kan? sekarang anaknya lagi pake baju pilihan Ayahnya nih, masa kamu gak mau liat hm" tangis Shani

"putri kecil kamu udah di sini, dulu kamu minta buat makein dedek baju pilihan kamu kan? sekarang anaknya lagi pake baju pilihan Ayahnya nih, masa kamu gak mau liat hm" tangis Shani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dadanya serasa nyeri, apalagi ia berusaha semaksimal mungkin untuk menahan isakan tangisnya.

Kai masuk ke dalam ruangan, ia berdiri di belakang sang bunda, kedua tangannya mengusap kedua bahu Shani.

"Yah" ucap Kai mendekat

Kai mengambil jari mungil si bungsu, ia dengan perlahan menyentuh kan jemari si kecil di telapak tangan sang Ayah.

"ini Ayahnya dedek, bangunin Ayah yuk!" kata Kai

Kai sungguh butuh ruang dan waktu untuk menangis sekarang, ini semua terlalu sakit.

ayolah bangun, Kai hanya mau bunda tidak bersedih lagi setelah ini.



dan sepertinya, keajaiban mulai terlihat, kelopak mata Gracio berkedut, jemari tangan kanannya juga bereaksi.

hal itu membuat Kai berteriak kencang memanggil dokter, namun teriakannya malah mengejutkan si kecil sampai si kecil menangis.

"BURUAN DOK!" teriak Kai

"boleh kasih ruang dulu, kami akan memeriksa pasien" pinta dokter

beberapa menit dokter memeriksa dan di akhiri dengan dokter melepas satu mesin penunjang kehidupan Gracio, dokter tersenyum ke arah Shani dan Kai.

"pasien telah sadar, hanya perlu menunggu sampai bener-benar bisa membuka mata"

"beneran dok?!" tanya Kai semangat yang di angguki oleh dokter

setelah dokter memeriksa kembali, dokter itu pergi dari ruangan.

Shani senang bukan main ketika suaminya akhirnya telah tersadar dalam komanya.

Shani dengan perlahan menengkurapkan tubuh mungil buah hatinya di dada Gracio.

"bangunin Ayah sayang" titah Shani

𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang