Chapter 45

1.2K 88 0
                                    

pulang sekolah ini, Zee di minta Marsha untuk mampir karena ia takut jika harus sendirian di rumah sebesar ini. Pembantunya akan datang pukul 4 sore nanti, sedangkan orang tuanya baru akan kembali malam nanti.

Zee yang duduk di kasur milik sang kekasih itu hanya diam sembari sibuk melihat sekeliling kamar sang gadis, tak jauh dari kamar para gadis gadis lain, bedanya hanya di bagian pojok kamar yang terdapat etalese kaca dengan belasan action figure yang terpajang di dalamnya. Juga beberapa tempelan poster bergambar kartun anime kesukaan gadis bergingsul itu.

ceklek!....

pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar itu terbuka, keluar gadis cantik yang hanya memakai kaos oversize berwarna cream serta rok super duper pendek di atas lutut.

"di tutup dong mulutnya, sayang" Marsha terkekeh, tangannya membingkai wajah sang pacar, ia sadar jika Zee melihatnya dengan tatapan nafsu hingga lupa menutup mulutnya

"cantik banget ih" tak henti hentinya memuji, bahkan jika semua manusia bisa mendengar suara hati, mereka pasti muak mendengar kata pujian yang selalu di gaungkan di dalam hati Zee

" thank you si paling memuji" katanya, gadis itu lalu duduk tepat di pangkuan Zee, bahkan dengan sengaja menggesekkan miliknya di atas milik Zee yang terbungkus celana itu.

"shhh jangan gitu sayang" bukan hanya sekedar kesulitan menahan nafas, Zee juga mati matian menahan nafsu agar tak menggauli sang pacar

"keras banget, ya? tuntasin yuk–biar gak sakit" katanya, ini diluar ekspektasi dirinya, gadis polos di pangkuannya itu kenapa begitu liar

"eumptt shhh" bibir merona si gadis dengan cepat mendarat di bibir milik Zee, keduanya saling bertukar saliva tanpa rasa jijik sedikit pun

Zee yang semakin hilang akal memutar posisi, ia menjatuhkan Marsha di atas kasur dan ia berada di atas tubuhnya. Ciuman itu bahkan semakin menuntut, sesekali Zee bahkan menggigit bibir bawah kekasihnya agar membuka mulut dan memberikan akses lidahnya agar bisa masuk menjelajahi bagian dalam.

kedua tangan Zee yang semula menganggur malah dengan lancang meremas dada Marsha dari luar bajunya.

kelewat nafsu, anak itu dengan cepat langsung membuka semua baju Marsha, bahkan ketika sulit terlepas, Zee tak segan untuk merobeknya.

dengan rakus Zee langsung melahap puting yang setengah menegang itu, tangan kirinya juga turun ke bagian intim si gadis, membelai dan membuka bibir kemaluan.

"basah banget ya sayang" ucap Zee

"masukin sayanghh" desah Marsha

kedua kakinya bahkan mengunci tubuh Zee, melihat wajah sang kekasih yang sudah mupeng di bawah kungkungannya, Zee semakin tak sadar diri dan hilang akal.

ia lalu dengan cepat mulai membuka pakaiannya satu persatu hingga tak ada satupun kain yang melekat di tubuhnya. Mata Marsha melotot melihat kejantanan kekasihnya yang di luar dugaannya. benda yang sudah keras bahkan sedikit bengkok ke atas itu begitu menggemaskan, ukurannya sekitar 19Cm dengan kepala yang mengkilat berwarna sedikit merah muda.

" masukin sayang" titah si gadis

Zee kembali meraup bibir candu itu, penisnya merasa hangat saat bersentuhan langsung dengan perut Marsha.

saat Zee berlutut di depannya, bisa Marsha lihat jika penis itu bergerak gerak sendiri, bahkan sudah terlihat cairan yang keluar di ujung penis.

"shh ahhh angett banget" desah Zee, sengaja memainkan juniornya di depan milik sang kekasih

cairan yang di keluarkan kekasihnya itu mampu membuat penisnya berkedut ingin segara di masukkan.

"aku masukin, ya? tahan karna ini akan sakit" Zee meminta izin

𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang