chapter 22

2.7K 291 18
                                    


hari demi hari berlalu, bulan demi bulan pun berlalu, Gracio sekarang seperti mayat hidup.

ia tidak lagi seperti dulu, fokusnya hanya untuk bekerja, bekerja dan bekerja, tidak ada lagi semangat dalam hidupnya.

Sisca juga mulai berubah, perempuan itu seakan lupa dengan dirinya dan malah sibuk berlibur ke luar negri dengan uang dari Gracio.

bahkan orang-orang yang dulu bersama Gracio, sekarang nampak menghindar, apalagi Elang dan juga Oscar, 2 orang kepercayaannya itu seakan tidak lagi patuh terhadap dirinya.

bagi Elang sendiri, dirinya tak suka ketika ada pengkhianatan dalam rumah tangga, persetan dengan Gracio yang menjadi Tuannya saat ini, Tuannya itu perlu untuk berbenah diri.


Saat ini, Gracio sedang berada di ruangannya, sudah 3 bulan lamanya ia hidup tanpa istri dan juga anak-anak nya, ia sebenarnya menyuruh Oscar ataupun Elang untuk memantau ketiga anaknya dan juga menyuruh mereka mencari dimana keluarganya tinggal, Namun sepertinya hingga saat ini, Oscar dan juga Elang belum juga menemukan dimana mereka tinggal.

bukan kerja mereka yang bodoh, Namun ini memang kehendak Elang. Ya, Elang sudah cukup lama mengenal Shani dan Gracio, kehidupannya bahkan sudah mengabdi dari jaman Elang, Gracio dan Shani masih merasakan bangku sekolah menengah Atas.


"kamu dimana sayang?" gumam Gracio sembari menatap HPnya yang ada foto Shani juga ketiga anaknya

"saya rindu" ucapnya lagi

Ya, hidup Gracio 2 bulan terakhir ini memang seperti hilang semangat, ia bahkan jarang sekali pulang ke rumah, jika tidur ia akan memilih tidur di kantor saja, toh di rumah juga tidak ada siapa-siapa.

penyesalan kian hadir dalam diri Gracio, ia sungguh menyesal telah bermain wanita.

tok! tok! tok!

terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan Gracio, Gracio sedikit berteriak guna menyuruh orang itu masuk.

"permisi pak"

"ya"

"saya hanya mengabarkan bahwa ada 2 perusahaan yang membatalkan kerja sama dengan perusahaan kita secara sepihak" ucapnya

"bagaimana bisa?!" ucap Gracio tersulut emosi

"mereka lebih memilih untuk bekerja sama dengan perusahaan lain yang kebetulan baru beberapa bulan ini berjalan, dan pemimpinnya punya strategi yang bagus" jelasnya

"siapa dia?" tanya Gracio

"Perusahaan Kaihardja Corp"

mendengar itu, Gracio hanya manggut-manggut saja, ia lalu menyuruh orang itu keluar dari ruangannya.

"Kaihardja Corp? siapa gerangan yang dengan berani mengambil hak ku" batin Gracio bertanya tanya

______________________________________

Sedangkan hidup Shani sendiri sudah seperti biasanya, perutnya juga mulai membuncit, usianya sekarang sudah memasuki bulan ke 4.

dan selama itu juga ia sama sekali tidak melihat Gracio, ketiga anaknya sebenarnya sudah memintanya udah melayangkan gugatan cerai ke pengadilan, namun Shani menolak dengan alasan ia yang akan menunggu Gracio itu yang menceraikannya.

ketiga anaknya yang sudah gregetan bukan main bertindak lebih, mereka memaksa sang bunda itu untuk ke pengadilan agama, Namun usaha mereka nampaknya tidak membuahkan hasil, karena kondisi Shani yang hamil, maka gugatan cerai tidak bisa di proses.

mereka akhirnya pasrah, yang penting pria itu tak lagi mengganggu hidup mereka, mereka akan diam.


sedangkan Kai sendiri sekarang sudah menjadi pribadi yang sukses, perusahaan yang ia jalankan sekarang berkembang dengan pesat, ia kadang masih tidak menyangka dengan hasil kerja kerasnya yang membawanya pada kesuksesan.

𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang