Seorang pria bertubuh tegap dengan tampilan rapinya sedang berdiri di halaman rumah keluarga Aigner.
Ya, dia adalah Elang, setelah kepergian dari istri dan juga anak-anak Tuan besarnya tadi, Elang teramat bingung dengan keadaan sekarang. Bahkan bak di sambar petir di siang bolong, Elang masih tak habis pikir dengan apa yang telah terjadi.
.
dan daripada berdiam diri saja, Elang memutuskan untuk mencari tahunya sendiri, guna membuktikan apakah yang di bilang Al beberapa waktu yang lalu adalah benar adanya.
dengan langkah tergesa, Elang berjalan ke arah mobil hitam yang selalu ia gunakan untuk dinas.
ia lalu melajukan mobil itu ke arah suatu tempat.
dan akhirnya, beberapa menit mengemudi, ia akhirnya sampai di perusahaan milik Tuan besarnya itu.
ada banyak orang yang ia kenal disana, Orang-orang yang sudah beberapa tahun ini bekerja sama dengannya dan juga Tuan besarnya.
Elang dengan santai masuk ke dalam gedung kantor yang menjulang tinggi itu, menaiki lift guna menuju lantai tempat dimana ruangan Gracio berada.
baru saja lift terbuka, mata Elang sudah diberi pemandangan dari Tuannya, ada Gracio dan seorang wanita yang sedang bercumbu mesra di pojok koridor sana.
Elang menghembuskan nafasnya kasar, ia tak menyangka bahwasannya Tuannya itu selain kasar juga sudah berani berkhianat.
Sedangkan di tempat lain.....
Kai dan sang Bunda sudah sampai di villa, keduanya masih menunggu Zee dan Al yang belum sampai.
tak lama akhirnya kedua bocah itu sampai juga, Kai dan yang lain mengajak sang bunda untuk masuk ke dalam bangunan itu.
Namun terlihat Shani yang seperti ragu untuk melangkahkan kakinya masuk ke dalam sana.
Kai sebagai sulung mencoba menghampiri sang bunda dan memberitahukan tentang bangunan ini.
"masuk bun" ucap Kai
Shani terlihat menggeleng kan kepalanya pelan, bahkan matanya masih terlihat sibuk menelisik seluruh penjuru bangunan dan sekitar tempat itu.
"ini Villa punya bunda" jelas Kai yang akhirnya menjawab segala pertanyaan yang ada di otak Shani
Shani menoleh dan menatap si sulung, Kai yang melihat itu dengan lembut memegang tangan sang bunda.
"setelah tau apa yang bakalan terjadi di kehidupan kita seperti sekarang ini, Kai mutusin buat nabung dan beli Villa ini buat bunda..... Aku, Zee dan Al juga udah beberapa kali tidur di sini" jelas Kai, tatapan matanya begitu teduh meyakinkan
"buat bunda? " tanya Shani tak mengerti
"iya bun, adek sama kakak kan belum pernah tuh ngasih sesuatu yang spesial buat bunda, jadi kita sengaja beli villa ini buat bunda" sela Zee, terlihat bangga dengan ide sang kakak dulu
mendengar itu, Shani tersenyum, ia tak menyangka bahwa ketiga anaknya sudah mempersiapkan semuanya dari jauh-jauh hari.
dan ke empat nya lalu masuk ke dalam villa itu, mata Shani berbinar kala melihat interior di dalam villa ini.
"bunda, suka?" tanya Zee
"cantik, bunda suka banget sayang" jawab Shani bahagia
"yaudah, mending kita beres-beres dulu aja" usul Kai dan disetujui oleh semuanya.
skip!
malam ini, Shani dan ketiga anaknya berada di ruang tengah, ke empatnya sibuk dengan tontonan televisi di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐦𝐛𝐢𝐯𝐚𝐥𝐞𝐧 (𝐞𝐧𝐝)
Teen FictionAmbivalen, bercabang dua yang keduanya saling bertentangan. Perasaan mencintai dan membenci di saat yang bersamaan. ⚠️❗mengandung unsur kekerasan, gak suka langsung skip ae, hidup bawa santai gak usah ribet😗 𝐩𝐞𝐫𝐡𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧! : ʙᴇʙᴇʀᴀᴘᴀ ɴᴀᴍᴀ ᴍᴇᴍ...