Chapter 1

108 9 2
                                    

".....telah terukir nama-nama yang berjasa dalam mempertahankan kaum seperti kita ini sejak lama. Banyak yang mati setelah terjadi perselisihan dengan manusia di masa lalu. Namun semua itu sudah berakhir dan kita bisa hidup dengan damai sekarang"

Suara seorang wanita bertubuh tegap bergema di dalam sebuah ruangan. Dia tampak memimpin jalan bagi orang-orang yang sedang berkunjung ke sana. Tempat itu terlihat seperti sebuah museum dengan banyaknya pajangan berupa lukisan serta ukiran lain yang terbuat dari kayu.

"Seperti yang sudah kalian lihat dari lantai bawah, kaum vampir telah banyak berevolusi dan tidak berburu hewan liar lagi untuk dijadikan sebagai sumber pangan. Mereka juga sudah tidak tergiur dengan aroma darah manusia dan memilih untuk menggunakan teknologi baru yang bisa mereduksi tanaman serta buah-buahan sebagai makanan mereka"

Para pengunjung tampak antusias mendengarkan sejak tadi. Tidak sedikit yang selalu memperhatikan sekeliling ruangan karena sangat takjub dengan cerita yang telah tersampaikan begitu jelasnya.

"Apa ada yang ingin ditanyakan?" Tanya wanita pemandu kepada para pengunjung di depannya.

Seorang perempuan muda mengangkat salah satu tangannya.

"Apa pengaruh perkawinan silang antara vampir dan manusia menjadikan mereka bisa dengan mudah beradaptasi di area sekitar?"

Pemandu wanita tertegun sebentar dengan pertanyaan itu.

"Benar. Banyak para vampir yang memutuskan untuk menikahi manusia dan mempertahankan kekuatan mereka sampai sekarang. Seperti yang kalian lihat, kedua bola mataku bisa berubah warna dengan cepat seperti ini"

Para pengunjung memperhatikan dengan seksama dan merasa terkesima dalam secara bersamaan.

"Itu menandakan kalau aku juga merupakan salah satu dari hasil perkawinan silang mereka" Ucap sang pemandu dengan bangga.

"Tapi bukankah usia vampir dan manusia berbeda jauh?" Tanya pengunjung lain yang merupakan seorang pria muda berkacamata.

"Benar. Vampir merupakan makhluk abadi, sementara manusia tidak"

"Bukankah tidak masuk akal bagi mereka untuk bisa menikah sementara tidak bisa hidup bersama selamanya?"

Sang pemandu wanita kali ini mulai tersenyum.

"Ada satu hal yang menyamakan kedua makhluk itu, yaitu perasaan saling menyayangi. Mereka bisa saling jatuh cinta tanpa memikirkan kalau lama hidup masing-masing akan menjadi penghalang bagi keduanya. Mungkin kalian akan menemukan bukti mengenai hal itu di dalam lukisan sana. Ikuti aku lagi"

Para pengunjung masih terlihat antusias untuk melanjutkan tur di museum itu. Namun pria muda berkacamata tadi justru membiarkan mereka berjalan menjauh sementara dia memutuskan untuk keluar dari sana.

"Tidak masuk akal... Benar-benar tidak masuk akal" Ucapnya di sepanjang perjalanan.

Dia harus melewati beberapa blok toko-toko besar supaya tiba di rumahnya. Pikirannya selalu tertuju pada jawaban sang pemandu yang sama sekali tidak memuaskannya itu.

"Minggir! Tolong minggir!"

Dia mendengar teriakan itu dari arah belakang. Suara roda sepeda yang berputar cepat juga terdengar semakin mendekat. Alih-alih berjalan minggir, dia justru mulai menghentikan langkahnya di jalur sepeda sana. Dengan cepat, pria muda itu membalikkan badan dan dengan tangan kosong memegang gagang depan sepeda tadi sampai kendaraan roda dua itu berhenti di sana.

"Ohh... Oh?" Sang pesepeda berusaha menyeimbangkan duduknya namun akhirnya bisa menurunkan kedua kakinya dengan aman.

"Terima kasih.... Terima kasih banyak" Ucapnya pada pria muda tadi.

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang