Chapter 12

19 5 0
                                    

-- Sebuah rumah --

Chorong terbangun dari tidurnya seperti terkejut akan sesuatu. Rupanya sang Ibu membangunkannya karena hari sudah beranjak siang. 

"Cuci wajahmu terlebih dulu dan makan sarapanmu sebelum dingin"

Perempuan itu merasa sangat tidak bergairah untuk melakukan apapun. Bahkan untuk bangun seperti biasa di hari minggu saja sudah tidak dilakukannya lagi. 

"Kau selalu berkeringat seperti ini. Ganti pakaianmu sekarang juga"

Chorong tampak malas untuk bergerak. Namun dia harus segera bangkit dari tempat tidur untuk mengisi perutnya yang kosong. 

"Akh...." Keluhannya keluar karena rasa sakit dikepalanya kembali muncul. 

"Apa kau baik-baik saja?"

"Iya, Ibu. Jangan khawatir. Aku ingin segera mandi sekarang"

Sang Ibu belum meninggalkan ruangan itu sampai Chorong masuk ke dalam kamar mandi. Dia sangat khawatir dengan perkembangan kesehatan sang anak yang terlihat semakin menurun. Berat badan anak itu juga mulai berkurang seiring berjalannya waktu. 

"Aish... Kenapa aku harus mengalami mimisan lagi?" Chorong sibuk membersihkan darah yang keluar dari lubang hidungnya. Dia mulai duduk di kloset sambil mendongakkan kepalanya ke atas untuk menghentikan pendarahan lebih jauh. 

"Kepalaku...." Dia tidak bisa terlalu lama berada dalam posisi itu. Tubuhnya terasa semakin pegal seperti telah melakukan pekerjaan berat kemarin. Padahal dia hanya mengikuti kegiatan belajar di sekolah saja seperti biasa. 

Chorong menghabiskan waktu yang lama di sana dan bisa keluar kamar dengan pakaiannya yang lebih rapih. 

"Makanlah, Chorong. Jangan lupa minum obatmu setelah itu" Sang Ayah berbicara tanpa melihat ke arahnya. Pandangannya hanya fokus pada koran yang terbuka lebar di depan wajahnya. 

"Duduklah di sini. Hati-hati karena sup nya masih terlalu panas" Ibunya juga memperlakukannya dengan baik pagi ini. Chorong pun menikmati sarapannya meskipun merasa tidak ingin makan apapun sekarang. 

"Gyuri dan Hyerin ingin berbicara denganmu melalui panggilan telepon. Mungkin mereka akan menelepon sebentar lagi. Perbedaan waktu di tempat mereka cukup jauh dengan di sini, jadi aku harus mengatur waktu yang tepat untuk melakukan pembicaraan"

Chorong tampak menghela nafasnya pelan. 
"Apa kedua kakak ku itu hanya bisa menelepon di saat yang seperti ini?"

"Apa maksudmu?"

"Mereka tidak pernah menghubungiku secara langsung sebelumnya. Bahkan untuk saling berbicara saja mereka tampak enggan. Kenapa baru sekarang mereka ingin berbicara padaku?"

"Mereka hanya ingin mengetahui keadaanmu saja"

"Aku tahu. Kondisiku sekarang pasti terlihat menyedihkan untuk mereka. Aku tidak ingin dikasihani seperti itu karena aku masih baik-baik saja"

Sang Ibu tampak bingung untuk memberikan tanggapan. Dan saat itu juga ponselnya berbunyi tanda ada yang menghubungi dari kejauhan. 

"Ini dari Gyuri. Sapa lah dia lebih dulu"

Chorong tidak ingin mengambil ponsel Ibunya itu namun dia juga tidak bisa membiarkan panggilan tidak terjawab dalam waktu yang lama. Dengan terpaksa, dia pun harus berbicara dengan Kakak pertamanya lagi setelah sekian lama tinggal terpisah. 

"Chorong, semuanya akan baik-baik saja. Kau bisa melakukan pengobatan di sini kalau kau mau. Aku dan suamiku akan membantu biaya semua pengobatanmu sampai sembuh. Kami sangat mengkhawatirkanmu sekarang"

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang