Chapter 11

20 5 0
                                    

Suara batuk yang terdengar cukup sering di belakang sebuah rumah, membuat Changsub terburu-buru datang ke sana sambil membawa dua handuk tebal di tangannya. 

"Aish. Apa kau harus muncul di waktu istirahatku? Aku harus menjalani jam kerja di malam hari lagi nanti"

"Maaf" Suho langsung mengambil salah satu handuk dan memberikannya pada Chorong. Tapi dia tidak hanya memberikannya begitu saja melainkan langsung membuka lebar handuk tadi dan melingkarkannya ke tubuh perempuan itu. 

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Changsub pun melakukan hal yang sama namun kepada Suho. 

"Lelaki itu muncul di kelas dan kembali hampir membunuhnya"

"Kenapa dia selalu mengincarnya?"

"Aku tidak tahu"

"A-apa itu tadi? Ba-bagaimana aku bisa sampai ke sini dalam waktu singkat?" Chorong masih berusaha untuk memahami situasi yang ada. 

Changsub dan juga Suho hanya bisa saling melirik seolah salah satu dari mereka ada yang harus memberikan penjelasan pada perempuan ini. 

"Aku akan kembali tidur. Sisanya akan ku serahkan padamu" Changsub memilih untuk pergi meninggalkan keduanya. 

"Lebih baik kita juga masuk ke dalam rumah sekarang" Suho membantu menuntun Chorong keluar dari kolam yang setinggi lutut mereka itu. 

Keduanya menuju ke pintu belakang dan masuk melalui dapur. Mereka menuju ke area ruang tamu yang sudah tampak lebih rapih dari saat Chorong pertama kali ke sana. 

"Duduklah"

"A-aku masih tidak mengerti. Si-siapa pria yang datang tadi? Lalu bagaimana caraku melayang dari kursi? Dan....bagaimana bisa kau membawaku ke sini? Dimana aku sekarang?"

Beragam pertanyaan itu merupakan reaksi wajar dari Chorong yang bisa dimaklumi oleh Suho. Perempuan ini belum juga menempati sofa di sana dan langsung menatap Suho dengan pandangan yang tidak biasa. 

"Kau.....si-siapa kau sebenarnya?"

"Suho"

"Aku tidak bertanya namamu. Tapi identitas mu yang sebenarnya"

"Duduklah terlebih dulu"

Chorong mulai merasa waspada pada sekitarnya terutama pada lelaki yang membuatnya terkejut lagi dengan membuat kering seluruh tubuhnya dalam waktu sekejap saja.

"Biar ku ambilkan minuman hangat untukmu"

Chorong benar-benar tidak bisa berkata apapun saat melihat hal itu di depan kedua matanya sendiri. Dia bahkan belum mempunyai keinginan untuk berbicara sampai Suho datang membawa secangkir teh hangat. 

"Minumlah"

"Aku harus kembali ke sekolah"

"Minumlah terlebih dulu"

Chorong masih menatap curiga ke arah lelaki ini. Meskipun begitu, dia dengan tenang menyeruput sedikit minuman manis itu dan melihat kembali ke arah Suho yang masih berdiri di depannya. 

"Jangan memberitahu siapapun mengenai kejadian hari ini"

"Apa?"

"Termasuk keluarga dan teman-temanmu di sekolah. Kalau kau menceritakannya pada satu orang saja, lelaki tadi akan datang dan benar-benar membunuhmu"

"Apa dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya? Bukankah itu hanya sebagai ancaman saja?"

"Kau sudah lupa dengan ketakutanmu tadi? Kau pikir, bagaimana caramu bisa dibawa melayang ke udara tanpa alat bantu apapun? Dan kenapa kau tidak menganggap serius ucapanku tadi?"

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang