Chapter 28

15 5 0
                                    

"Matahari terbenam di sini sangat indah"

"Benar. Aku sudah lama tidak ke pantai lagi sejak melahirkan Jiyeon"

"Wah.. Benar-benar cantik..."

"Dimana lagi aku bisa mendapat pemandangan seperti ini kalau bukan di tempat kelahiranku sendiri?"

Interaksi kedua Kakak Chorong beserta suaminya masing-masing hanya bisa didengarnya dalam diam. Chorong kembali memperbaiki cara duduknya setelah melihat pemandangan di sana. Dia meminum sedikit air untuk melegakan tenggorokan namun berakhir batuk-batuk sendiri tanpa henti. 

"Kau baik-baik saja?" Suho mengecek wajahnya. 

"I-iya..." 

Suho dengan cekatan mengelap air yang keluar dari mulut Chorong menggunakan serbet di depannya. Interaksi keduanya justru lebih menarik perhatian orang-orang di meja itu karena pasangan muda ini terlihat sangat menggemaskan. 

"Namamu sangat unik, Suho. Apa kau bukan berasal dari kota ini?" Tanya salah satu Kakak Chorong. 

"Iya. Aku di adopsi oleh keluarga dokter di sini. Keluarga ku berasal dari negara asing"

"Adopsi? Benarkah?"

"Iya..."

"Apa kau diperbolehkan menggunakan warna rambut itu ke sekolah?"

"Ini merupakan faktor genetik. Aku tidak bisa merubahnya sedikitpun"

"Ku pikir kau mewarnainya dengan sengaja. Tapi itu tampak keren kalau kau memang terlahir dengan warna rambut blonde"

Suho menjadi sorotan di sana. Dia tidak gugup sama sekali dan membiarkan mereka menilainya hanya dari fisik saja. 

"Lalu? Siapa dari kalian yang menyatakan perasaan lebih dulu?" Tanya Kakak Chorong yang lain. 

"Aku" Jawab Suho. 

"Ooo benarkah? Apa kau langsung menerima perasaannya, Chorong?" Sekarang giliran perempuan itu yang mendapat pertanyaan. 

"Be-begitulah...."

"Sudah pasti begitu. Siapa yang berani menolaknya kalau lelaki yang kau sukai berparas tampan seperti ini, benar kan?"

Chorong tidak tersenyum sama sekali saat mereka tertawa kecil di sana. Saat itu juga para pelayan mulai membawa makan malam ke meja dan mempersiapkan beberapa peralatannya juga. Penciuman Chorong menangkap aroma makanan yang sangat lezat dan itu berasal dari daging mentah di depannya. 

"Wah.... Daging...."

Pandangannya hanya tertuju ke sana sampai salah satu tangannya keluar dari bawah meja untuk meraih daging itu namun Suho dengan cepat menahannya. 

"Kau harus menunggunya sampai matang terlebih dulu, benar kan?"

Kedua mata Chorong sempat berubah warna sebentar. 
"I-iya...."

Suho menaruh tangan perempuan itu ke pangkuannya lagi dan selalu berusaha menenangkannya. 

"Ini saat yang tepat untuk meminum bir. Kalian masih di bawah umur, jadi tidak boleh meminumnya"

Suho dan Chorong tidak mempermasalahkan hal itu. Mereka juga tidak penasaran sedikitpun dengan rasa minuman alkohol itu. Akhirnya meja pun penuh dengan makanan. Satu per satu memulai kegiatan makan, begitu juga dengan Chorong. 

"Tunggulah sebentar. Aku akan memanggangnya untukmu" Suho berdiri dari duduknya untuk bisa meraih alat panggang di depannya.

"Sepertinya dia terlalu santai untuk orang yang baru makan malam bersama keluarga lain" Ucap Ayah Chorong pada istrinya. 

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang