Chapter 7

13 5 0
                                    

Bel istirahat berbunyi kencang di sebuah sekolah. Para murid sangat lega untuk bisa berhenti sejenak dari kegiatan belajar. Mereka semua langsung memenuhi area kantin karena bertepatan juga dengan jam makan siang. 

"Apa kau akan kembali membantu Bu Yeri di klinik, Chorong?"

"Iya. Ada beberapa obat baru yang datang dan aku ingin mengetahui detail mengenai hal itu. Jadi sepertinya aku tidak akan ke kantin lagi hari ini"

"Baiklah. Kalau begitu, kami pergi lebih dulu. Sampai jumpa lagi nanti"

Chorong sedikit melambaikan tangan ke arah dua orang siswi dan sibuk merapihkan mejanya. Dia sedikit menghela nafas pelan sambil mengecek ponselnya lagi. 

"Aish. Kenapa aku harus pindah tempat les hari ini?"

Pesan dari Ibunya terasa tidak nyata jadi dia harus membacanya berulang kali. Dia tidak tahu kenapa sang Ibu bisa membuat keputusan secara mendadak seperti ini padahal sebelum berangkat ke sekolah tadi pagi, tidak ada pembicaraan mengenai hal itu sedikitpun. 

Tiba-tiba panggilan telepon dari Ibunya muncul. Dia langsung menjawab untuk mendapat penjelasan lebih detail. 

"Ibu, apa itu benar isi dari pesanmu tadi?"

"Iya. Maaf karena pemberitahuannya mendadak, Chorong. Tempat les baru mu akan berfokus pada persiapan ujian masuk universitas, khususnya fakultas kedokteran. Jadi hanya beberapa mata pelajaran saja yang difokuskan di sana"

"Ujiannya akan berlangsung tahun depan. Aku masih semester awal di kelas 2 ini"

"Tidak apa. Banyak siswi dari sekolah lain yang bahkan sudah memulai les sejak kelas 1 SMA. Jadi kau tidak terlalu terlambat untuk bisa fokus pada pilihanmu"

"Baiklah...."

"Jangan sampai terlambat untuk menuju ke sana nanti. Ayahmu akan menjemput saat les nya sudah selesai"

"Baik, Ibu"

"Kalau begitu aku akhiri panggilannya sekarang"

Pembicaraan singkat itu harus berakhir. Chorong kembali menghela nafas pelan lalu mengeluhkan hal yang sama lagi. Saat dia hendak beranjak keluar kelas, dia baru menyadari kalau ada orang lain yang belum juga keluar dari sana sejak bel berbunyi tadi. 

"Ka-kau tidak melakukan makan siang?" Tanya nya pada Suho yang sedang memperhatikannya. 

"Tidak"

"Apa kau tidak lapar?"

Suho mengeluarkan kotak makanan dari bawah laci mejanya. Entah sejak kapan siswa itu membawa bekal nya sendiri ke sekolah tapi baru kali ini Chorong melihatnya secara langsung. 

"Ba-baiklah kalau begitu" Chorong segera melanjutkan langkahnya untuk bisa keluar kelas. 

Sementara itu Suho segera memasukkan kotak makan kosong itu lagi ke dalam laci. Perhatiannya langsung tertuju pada luar jendela yang kembali terlihat sangat cerah. Dia tidak menyukai adanya matahari meskipun para murid berkata sebaliknya. 

Area lapangan sekolah pun tampak ramai dengan beberapa siswa yang bermain sepak bola. Mereka mengisi waktu istirahat dengan kegiatan itu hanya untuk sekedar menggerakkan tubuh karena terlalu lama berada di dalam kelas tadi. Suho mulai berjalan di area lorong untuk berkeliling sebentar. Tiba-tiba kepalanya terasa sakit sampai membuatnya harus menghentikan langkahnya sejenak. 

"Oh? Ha-hai, Suho..." Beberapa siswi tampak menyapanya namun suara mereka terdengar berdengung di kedua telinga. 

Indera penciumannya mulai menangkap aroma khas darah manusia. Setiap murid di sekitarnya di pandanginya satu per satu sampai terhenti pada seorang siswa yang mempunyai aroma menyengat itu. 

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang