Chapter 21

21 5 0
                                    

Tatapan curiga dari teman-temannya selalu membuat Chorong gugup. Suho sudah ikut bergabung di sana meskipun hanya duduk terdiam saja sambil terus memperhatikan area pintu utama. 

"Jadi, sudah berapa kali kau mengunjungi rumah ini, Suho?" Salah satu perempuan memberanikan diri untuk bertanya. 

Lelaki itu masih terdiam seolah melihat sesuatu yang mencurigakannya. 

"Dia pasti sangat sering datang ke sini. Mereka kan sudah berkencan"

"A-apa yang kalian bicarakan? Ka-kami tidak berkencan" Chorong berusaha untuk membantah. Namun tiba-tiba saja Suho merubah posisi duduk menjadi ke sebelah Chorong. Bahkan mereka tampak terlalu berdekatan sampai terlalu sempit sofa itu untuk di tempati keduanya. 

"Chorong harus beristirahat kembali. Kalian harus segera pergi dari sini" Ucapan Suho terdengar kasar, namun dengan caranya merangkul pundak sang tuan rumah supaya semakin menempel padanya, hal itu justru membuat teman-teman yang ada di sana mulai tersenyum kecil sekarang. 

"A-apa yang kau lakukan? A-aku baik-baik saja..." Chorong melepaskan kontak fisik, bahkan langsung berdiri untuk menghilangkan rasa canggungnya. 

"Tubuhmu masih terasa hangat. Kepalamu akan terasa sakit lagi kalau tidak langsung beristirahat"

"A-aku baru saja selesai makan pagi tadi. Jadi aku tidak mungkin harus tertidur lagi"

Salah satu temannya tertawa dalam diam sambil menutup mulut dengan tangan. 

"Apa Suho ikut melakukan sarapan di sini tadi, Chorong?"

"Apa?"

"Mulut kalian terlihat sama dan sepertinya hidangan yang kalian makan tadi terasa sangat lezat sampai tampak berair seperti itu"

Chorong kembali menutup mulutnya setelah mendengar temannya berbicara seperti itu.

"Oh? Benar.. Mungkin mereka menjilati mulut mereka sendiri karena rasa makanannya yang masih tertinggal di sana" Temannya yang lain ikut memberikan tanggapan. 

"A-apa yang kalian bicarakan? Sebaiknya kau pergi untuk membeli minuman untuk mereka" Chorong segera menarik lengan Suho supaya berdiri dari duduknya.

"Apa?"

"Tidak ada minuman dingin di sini, jadi kau harus membeli di luar" Dia bahkan sudah menyeret Suho untuk mengarah ke pintu keluar. 

"Mereka tidak bisa terlalu lama di sini"

"Maka dari itu, beli kan makanan atau minuman apapun supaya bisa menyajikannya secara langsung kepada tamu ku ini"

"Tapi...."

Chorong dengan cepat menutup pintu dan membiarkan Suho berada di luar. Dia berharap kalau lelaki itu tidak melarikan diri dengan bersembunyi di kamarnya lagi. Setelah mengatur nafas pelan, dia pun harus menghadap ke teman-temannya kembali dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan ke hal lain supaya kecurigaan mereka tidak berlangsung lama. 

Sementara itu Suho tidak mempunyai pilihan lain. Dia harus menuruti ucapan Chorong supaya perempuan itu tidak merasa kesal padanya nanti. Dia merogoh kantong celana dan menemukan beberapa lembar uang di sana. Tidak tahu apa yang harus dibelinya namun dia tetap berjalan untuk menemukan supermarket terdekat. 

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang