Chapter 42

8 4 0
                                    

-- Keesokan harinya --

Hujan sudah mereda namun langit masih diselimuti oleh awan gelap. Matahari pun tidak di izinkan untuk menerangi kawasan itu sedikitpun. Hawa dingin semakin menusuk orang-orang yang banyak kehilangan rumahnya. Mereka masih membutuhkan bantuan namun prosesnya berjalan dengan sangat lambat. Kebutuhan pokok lainnya juga harus terpenuhi selama menunggu cuaca membaik. 

"Suho.....bangunlah....."

Lelaki yang membaringkan kepalanya di pinggir tempat tidur mulai membuka kedua matanya secara perlahan. Sosok Chorong pertama kali dilihatnya dan perempuan itu masih tertidur dengan lelap tanpa terganggu sedikitpun. 

"Suho, sepertinya kau harus segera pergi sekarang" Changsub berbicara lagi. 

"Aku tidak akan kemanapun hari ini"

"Ada beberapa orang yang menunggu di luar untuk berbicara denganmu. Sepertinya kau masih dibutuhkan untuk membantu mereka di luar sana"

"Ada banyak vampir yang mempunyai kekuatan lebih, Lee Changsub. Suruh mereka untuk mencari bantuan sendiri tanpa kehadiranku"

"Kau sudah menjadi pemimpin mereka, apa kau tidak ingat?"

"Aku hanya ingin menemani Chorong di sini. Katakan yang sebenarnya mengenai kondisi istriku ini. Mereka pasti akan mengerti"

Changsub menghela nafasnya pelan. 
"Tidak ada yang berubah selama kau selalu berada di sini"

"Apa maksudmu?"

"Dia mungkin akan tertidur lebih lama dari yang kau duga. Aku pasti akan segera memberimu kabar kalau dia terbangun nanti"

"Apa kau bisa berjanji dengan nyawamu sendiri?"

"Apa?"

"Kondisi Chorong semakin parah, Lee Changsub. Dan tidak ada yang bisa menolongnya sekarang. Bahkan kau tidak bertindak apapun sejak kemarin. Apa salahnya kalau aku ingin menunggunya terbangun di sini?"

"Kau hanya akan membuat para warga menderita lebih jauh nanti"

Suho mulai terdiam.

"Kelahiran Jeno memang menjadi momen terpenting di dalam hidupmu. Tapi ingatlah dengan tanggung jawabmu di luar sana. Bukan hanya Chorong yang sedang menghadapi masa sulit, tetapi ada lebih dari 50 warga yang benar-benar membutuhkan bantuan. Menurutmu, bagaimana tanggapan Chorong kalau tahu kau mengabaikan mereka untuk menunggunya seperti ini? Apa dia tidak akan menyalahkan dirinya sendiri nanti?"

Suho masih terdiam. Dia benar-benar sulit membuat pilihan sekarang. Tangan Chorong digenggamnya erat dan membuatnya harus mengelus wajah pucat dari istrinya berkali-kali di sana. 
"Apa kau bisa berjanji untuk segera menghubungiku nanti?"

"Pasti. Hanya kau yang akan ku ingat kalau Chorong tersadar dari tidurnya ini"

Suho menghela nafasnya pelan. 
"Aku mempercayaimu, Changsub. Jangan terlambat sedikitpun untuk memberiku kabar"

"Baik, aku mengerti"

Suho berpamitan singkat dengan perasaan yang berat. Dia mengecup kening istrinya sebelum beranjak keluar ruangan. Dia bertemu dengan beberapa orang yang menunggunya lalu pergi ke lokasi lain yang tidak jauh dari rumah sakit ini. 

………………………

Seorang perawat tampak berjalan menyusuri sebuah lorong dan menuju ke salah satu ruangan. Dia diharuskan mengecek keadaan seorang pasien lagi hari ini. Pekerjaannya terasa berat setelah badai membuat banyak orang datang ke rumah sakit secara bersamaan tadi. 

Saat dia baru masuk ke ruangan itu, wajah lesunya berubah menjadi keterkejutan yang sangat besar karena melihat pasien sudah terduduk di atas tempat tidurnya namun masih mengenakan beberapa alat bantu pernapasan di sekitar mulut. 

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang