Chapter 26

20 6 0
                                    

".......rumah sakit ini merupakan gedung paling tua dari semua tempat kegiatan medis di kota. Sangat disayangkan dengan perobohan yang dilakukan secara tidak sengaja ini. Penyelidikan masih berjalan dan dua korban sudah dalam prosesi pemakaman hari ini. Kemungkinan korban merupakan dua pasangan dokter terkenal yang menjadi Direktur rumah sakit pun sudah teridentifikasi dengan baik. Banyak orang yang turut berduka atas peristiwa ini dan masih menjadi tanda tanya besar mengenai penyebab sebenarnya dari ledakan besar yang terjadi di sana. Selain itu......."

Suara berita di televisi membuat pasangan suami istri di depannya tampak selalu fokus mendengarkan. Sang istri terlihat serius sekali sampai bisa menghentikan kegiatannya sebentar yang sedang membuat rajutan dari benang wol. 

"Dimana Chorong? Kenapa dia belum pulang juga sampai hari ini?" Tanya sang suami penasaran. 

"Dia masih menemani kekasihnya yang sedang berduka"

"Apa?"

"Kau sepertinya tidak mendengar dengan baik ucapanku kemarin. Dua orang yang dilaporkan meninggal di televisi itu merupakan kedua orangtua dari kekasihnya. Jadi wajar saja kalau dia kembali menginap di rumahnya hari ini"

"Aku bukannya tidak mendengar dengan baik tapi hanya masih terkejut dengan fakta bahwa Chorong bisa mempunyai kekasih sekarang"

"Kenapa? Dia sudah beranjak dewasa. Lagipula kekasihnya itu merupakan saudara dari dokter muda yang merawat Chorong selama ini"

"Benar, tidak ada alasan aku harus terkejut seperti itu. Siapa nama kekasihnya lagi? Aku mudah lupa dengan mendengarnya sekali saja"

"Su...ho? Benar, namanya Suho"

"Apa dia baik?"

"Tentu saja. Awal perkenalannya memang sedikit canggung, namun dia sendiri yang meminta izin kepadaku supaya Chorong bisa menginap di rumahnya kemarin melalui panggilan telepon"

"Malang sekali dia harus kehilangan kedua orang tuanya sekaligus. Peristiwanya juga terjadi dengan sangat tidak biasa"

"Benar. Aku harap Chorong bisa menenangkannya selama dia di sana. Aku juga sedikit tenang saat Suho datang ke sini untuk memperkenalkan diri sebagai kekasihnya waktu itu"

"Kenapa kau bisa merasa seperti itu?"

"Karena ku pikir Chorong tidak akan mempunyai pengalaman berkencan di saat masih menjalani pengobatan. Penyakitnya itu telah banyak menghalanginya untuk melakukan aktivitas sekolah. Tapi akhirnya ada yang bisa menyukai Chorong dengan tulus dan mempunyai sifat yang baik seperti Suho itu"

"Aku harap lelaki itu bisa memperlakukan anak kita dengan sangat baik juga. Akan sangat disayangkan kalau mereka berdua justru berakhir berpisah nanti. Aku tidak ingin melihat anakku menangis hanya karena ditinggal pergi lelaki seperti itu"

"Tenanglah. Selama Chorong merasa nyaman dengannya, kita juga harus mendukung hubungan mereka berdua. Dengan begitu, mereka pasti bisa mempertahankan hubungan sampai kapanpun"

"Iya.. Aku berharap seperti itu..."

Pembicaraan keduanya harus terhenti saat ada panggilan telepon dari anak pertama mereka yang masih tinggal jauh dari sana. Pembahasan seru lain terjadi saat sang anak pertama memberitahu mereka mengenai kedatangannya ke rumah itu nanti. Berbagai rencana pun mulai dibicarakan sampai harus memberi kabar anak kedua mereka yang juga sudah tinggal jauh bersama suaminya di tempat lain. 

Sementara itu di area sebuah pemakaman, suasana sendu dan juga haru menyelimuti sekitar karena baru saja selesai dilakukan penguburan pada dua jasad korban yang menjadi pemberitaan hangat di berbagai media. Tanah sudah menutupi dua peti dan foto kedua orang itu juga ditaruh berdampingan untuk menandakan posisi masing-masing makam. Beberapa karangan bunga di taruh di sekitar meskipun akan di ambil lagi nanti supaya tidak mengganggu makam lain yang memang sudah berada di sana lebih dulu. 

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang