Changsub benar-benar merasa terpojokkan. Dia yang tadinya sangat percaya diri mengatakan tentang semangat untuk sembuh kepada kedua orangtua Chorong, sekarang harus merasa bersalah karena telah menutupi sesuatu yang tidak perlu diketahui oleh sang pasien. Chorong sudah berdiri di hadapannya sambil menunggu penjelasan dari ucapannya sendiri tadi.
"Itu benar. Maaf. Aku tidak ingin menyerah tapi tidak ada cara lain yang bisa ku lakukan lagi untuk menyembuhkanmu"
Perempuan itu hanya bisa terdiam sambil merasakan salah satu tangannya yang masih tergenggam erat oleh Suho yang tiba-tiba saja selalu berada di sebelahnya seperti ini.
"Sebagai seorang dokter, aku harus mengungkapkan rasa penyesalanku padamu. Tapi kau bisa hidup lebih lama selama menjalani terapi kemoterapi dengan rajin. Dan kemungkinan sel kanker mu berkurang juga masih ada, jadi semua tergantung pada pemikiranmu, Park Chorong. Kau juga harus berjuang demi kesembuhanmu sendiri"
"Semua usahaku terasa sia-sia dan sekarang semakin membuatku pasrah akan penyakit yang ku derita ini. Mungkin lebih baik kalau aku mati lebih cepat dibandingkan harus merasa tertipu dan membuang waktuku secara percuma seperti ini"
"Tidak, Park Chorong. Keputusanmu sudah tepat tadi dengan mengikuti terapi yang akan kau jalani nanti. Aku hanya ingin......"
"Untuk apa kalau pada akhirnya aku juga akan meninggal karena penyakit ini? Aku tidak tahu apa yang harus ku katakan lagi, tapi aku mulai tidak menyukaimu, dokter Lee. Kepercayaanku padamu semakin berkurang dan sebaiknya aku meminta perawat untuk mencabut infus ini sekarang"
"Tunggu......"
Perempuan itu mulai berjalan menjauh. Suho pun mengikutinya tanpa ikut memberikan tanggapan. Chorong bahkan juga tidak berusaha untuk melepaskan genggaman tangan lelaki itu sedikitpun. Tingkah keduanya sangat mencurigakan bagi Changsub yang baru melihat Suho keluar rumah lagi setelah kejadian waktu itu.
Chorong pun tiba di dalam ruangan tadi lalu mulai menghadapkan diri ke arah Suho.
"Bisakah kau melepaskan tanganku sekarang?"
"Tidak"
"Apa?"
"Kau selalu membuatku khawatir"
Perempuan itu terdiam. Penampilan warna rambut hitam lelaki ini terlalu mencolok dan terasa aneh baginya karena Suho terlihat seperti manusia pada umumnya.
"Kenapa bekas luka ini masih ada padamu? Seharusnya sudah menghilang karena obat yang diberikan kedua orangtua Changsub sudah terbukti kegunaannya pada manusia lain"
Chorong kembali menarik tangannya yang sedang diteliti oleh lelaki ini namun gagal. Suho mulai membawa lebih dekat perempuan ini padanya dan memperhatikan dengan jelas area leher Chorong.
"Mungkin seharusnya aku menggunakan darahku langsung padamu. Tapi itu akan berakibat sangat berbahaya bagimu. Kau mungkin langsung berubah menjadi vampir sama seperti yang terjadi pada Changsub waktu itu"
Chorong berhasil melepaskan diri dan berpegangan erat pada tiang infus yang selalu dibawanya sejak tadi.
"Ke-kenapa kau bisa datang ke sini? Bukankah seharusnya kau masih berada di sekolah?"
Suho tidak menjawab selain hanya menatap perempuan ini dari jaraknya berdiri.
"La-lalu kenapa tiba-tiba sikapmu bisa berubah padaku? Kau sudah mengusirku pergi waktu itu sampai mengancamku selama beberapa kali"
"Aku merindukanmu"
"Apa?"
"Entahlah. Aku hanya ingin mengatakan hal itu padamu. Setidaknya aku sudah membuatmu tidak bisa menaruh harapan pada Changsub lagi. Mulai sekarang, percayakan dirimu padaku. Dengan begitu, kau pasti tidak akan mengalami masalah apapun termasuk kesehatanmu itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Miss You
FanfictionSebuah cerita mengenai perjalanan cinta dari seorang lelaki yang merupakan vampir dengan perempuan yang menderita penyakit mematikan di tubuhnya. Mereka bertemu di sekolah yang sama dan menjalani pertemanan seperti murid pada umumnya. Berbagai perma...