Part: 1

44.4K 4K 88
                                    

"Aaaaa" teriak seseorang dan langsung terbangun dari tidurnya.

"Ah gue masih hidup" monolognya melihat keadaan tubuhnya yang tidak ada luka sedikitpun

Dia menyatukan alisnya bingung, melihat badannya yang terasa mengecil dari yang terakhir.

"Tapi kok badan gue aneh sih" bingungnya, tapi detik berikutnya dia terlihat acuh dan berjalan menuju kamar mandinya sekedar membersihkan dirinya.

"Mimpi gue seram banget sih tadi, terasa benar-benar terjadi" monolognya ketika mengingat mimpinya.

"Tapi bisa jadi sih, suatu hari mereka akan melakukan hal itu pada gue" gumamnya sedih dan menatap kaca yang ada di kamar mandinya itu, dan seketika dia membolakan matanya, ketika melihat wajah tembemnya lagi.

"Anjing" umpatnya saking kagetnya.

"Kenapa tiba-tiba wajah gue jadi tembem lagi"

Dia langsung melihat perutnya yang sangat kurus itu.

"Huwaa roti sobek gue mana, kenapa kembali kurus gini" kesalnya padahal dia butuh perjuangan membentuk roti sobek dan rahang tegasnya itu, tapi kenapa dalam sekejap kembali seperti dia 3 tahun yang lalu, pikirnya.

"Anjing jangan-jangan" ucapnya Kaget dan kembali menuju kamarnya mencari sesuatu.

Alvin mencari petunjuk di dalam kamarnya sampai atensinya melihat kalender yang ada di meja belajarnya.

Dia dengan hati-hati mengangkat kelender itu dan lagi-lagi kaget ketika melihat angka yang terpampang disana.

"20xx" kagetnya

"Anjir kenapa 20xx sih, bukannya sekarang udah 20xx, kenapa malah mundur lagi 3 tahun" ucapnya masih tidak percaya.

Alvin mondar mandir di kamarnya, merasa bingung dengan kejadian yang dia alami, hanya sesuatu yang dia pikirkan dan dia susah menerima kenyataan itu

"Masa gue kembali ke masa lalu lagi sih" ucapnya masih tidak percaya, dia rebahan sejenak di kasurnya lagi kemudian tertawa pelan.

"Haha takdir kenapa suka banget mempermainkan hidup gue sih"

"Kenapa kembaliin gue ke masa lalu lagi, lo belum puas melihat gue tersiksa" gumamnya menyalahi takdir

Mau percaya atau tidak, api dia sekarang benar-benar yakin kalau dia mengulang waktu lagi.

Dia menolak pun percuma, tapi dia harus tetap berpikiran positif dari kejadian yang dia alami ini.

Alvin menatap langit-langit kamarnya, memikirkan kejadian yang dia alami sebelum meninggal, seketika dia tersenyum miris.

"Gue nggak mau lagi mengalami kejadian itu, setidaknya gue nggak boleh mati di tangan keluarga gue sendiri" gumamnya

"Gue harus bisa mengubah takdir gue" optimisnya dan tersenyum cerah.

.

.

.

.

.

.

.

Selama seharian Alvin tidak keluar dari kamarnya, dia memikirkan cara apa yang bisa mengubah takdirnya, dan satu-satunya yang kepikiran olehnya jauh dari keluarga ini, walaupun itu pasti akan menyakitkan hatinya.

Tapi dia harus kuat, dia nggak mau lagi merasakan hal yang sama seperti dulu lagi, jadi dia harus bisa keluar dari mansion ini.

"Dimana anak sialan itu" marah Adrian ketika tidak menemukan Alvin di ruang makan itu, padahal mereka semua sudah berkumpul.

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang