Part:22

31K 3.3K 92
                                    

Adrian membaringkan tubuh Alvin di ranjangnya, kemudian tersenyum tipis dan mengelus rambut Alvin.

"Daddy sampai kapan mau perhatiin dia secara diam-diam seperti ini?" Tanya Aslan bersandar di dinding kamar Alvin.

Mendengar pertanyaan tiba-tiba dari putra sulungnya itu, Adrian tergelonjak kaget. Bagaimana tidak, padahal tadi dia cuma berduaan dengan Alvin di kamar itu.

"Kamu kebiasaan muncul tiba-tiba" ucap Adrian dan mengelus dadanya.

Aslan mendekati Alvin dan Adrian dan langsung merantai kaki Alvin.

"Kenapa dirantai?" Tanya Adrian menatap Aslan

"Jaga-jaga aja dad, kalau dia ngamuk nanti gimana" ucap Aslan

"Kamu takut sama Kean?" Tanya Adrian kemudian terkekeh pelan

"Ck bukan dad, tapi kan kita harus tetap aja waspada, mau bagaimanapun dia juga pasti dendam sama kita" elak Aslan, mendengar itu Adrian langsung diam dan menatap Alvin yang terlelap damai.

"Kamu benar" ucap Adrian dan menghembuskan nafasnya berat. Aslan menatap daddynya yang terus memperhatikan Alvin.

"Sekarang jawab pertanyaan Aslan"

"Pertanyaan yang mana?"

"Ck Daddy tau maksud Aslan apa"

"Kamu sendiri bagaimana?" Tanya Adrian balik menatap putra sulungnya itu.

"Nggak tau, Aslan bingung"

"Sama kalau gitu"

Aslan dan Adrian saling tatap kemudian sama-sama tersenyum miris.

"Bodoh" gumam Kean dan didengar oleh Aslan dan Adrian, Kean membuka matanya dan menatap Aslan dan Adrian tanpa ekspresi.

"Kamu sejak kapan bangun?" Tanya Aslan

"Sejak ini" ucap Kean mengangkat kakinya yang dirantai kemudian dia duduk dan bersandar di ranjangnya.

"Kalian tau?" Tanya Kean menghela nafasnya panjang dan menatap Adrian dan Aslan

"Kalau gue mau, gue bisa aja bunuh kalian semua, selama ini gue selalu menahan diri melihat Alvin terluka karena kalian"

"Alvin selalu aja menahan gue" kesal Kean

"Dan kalau kalian nggak bodoh, kalian tau maksud gue apakan"

Aslan dan Adrian mengangguk dan senyuman tipis terpancar di wajahnya, itu artinya Alvin masih sayang sama mereka bukan, pikirnya.

"Alvin" panggil Adit dan masuk ke kamar Avin bersama Aska.

"Kean" ralat Aska dan duduk di tepi ranjang Alvin

"Benaran Kean" ucap Adit antusias dan memperhatikan Kean intens dengan jarak dekat. Kean berdecak kesal dan menoyor dahi Adit supaya menjauhinya

"Bedanya apa, sama aja menurut gue?" Tanya Adit kemudian mengelus dahinya

"Matanya"jawab Aska, Adit memperhatikan Kean lagi kemudian mengangguk.

"Kenalin gue Adit, abang ketiga Alvin" ucap Adit menjulurkan tangannya pada Kean.

Kean hanya melirik Adit tajam dan melipat tangannya di depan dadanya.

"Gue udah kenal kalian semua" ucap Kean

"Oh benarkah, kalau gitu lo panggil gue abang, Alvin udah lama nggak manggil gue dengan sebutan itu"

"Dihh ogah, salah kalian sendirikan kenapa Alvin sampai bersikap seperti itu sama kalian sekarang" ucap Kean membuat mereka terdiam

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang