Part:20

13K 1.3K 90
                                    

Alvin masuk ke dalam mansionnya dengan lesu, Aska dan Adit sampai bingung dengan adeknya itu. Saat ditanya Alvin selalu jawab dia tidak apa-apa, tapi kalau sudah begini pastikan ada apa-apa dengan adeknya itu.

"Daddy dan Bang Aslan belum pulang ya?" Tanya Alvin pada salah satu bodyguard

"Belum tuan muda" jawab Bodyguard itu ramah, Alvin mengangguk dan melanjutkan langkahnya.

"Adek kenapa hmm, jangan bohong sama abang"

"Pasti ada sesuatu yang bikin adek sedih gini kan?" Tanya Aska mengelus rambut Alvin

Bukannya menjawab Alvin malah menangis dan memeluk Aska.

"Adek kenapa, coba ceritain sama abang" ucap Aska mengelus punggung adeknya itu menenangkannya.

Tapi Alvin masih tetap menangis malah semakin histeris dipelukan Aska.

Aska menatap Adit yang juga sama terlihat bingung dan khawatir pada Adeknya itu. Aska akhirnya tidak bertanya lagi dan menggendong Alvin membawanya ke kamar Alvin diikuti juga oleh Adit.

"Cup cup adek berenti ya nangisnya, kita berenang mau?" Ajak Adit mencoba membujuk Alvin

"Biar lebih segar" lanjut Adit tapi dibalas gelengan oleh Alvin.

"Hiks abang, Ino mau sendirian hiks" ucap Alvin dan turun dari gendongan Aska kemudian rebahan diranjangnya sambil memeluk gulingnya dengan masih sesugukan.

"Tapi adek gapapa kan?" Tanya Aska menatap adeknya itu khawatir.

"Ino nggak baik-baik saja bang hiks, huwaaa" tangis Alvin memeluk guling itu semakin erat.

"Nanti Ino cerita kok sama abang hiks, sekarang Ino pengen sendirian hiks" ucap Alvin menatap abangnya itu yang jelas-jelas menatap khawatir padanya.

"Baiklah, abang keluar ya"

"Kalau adek sudah tenang adek boleh cerita sama abang, abang pasti dengarin adek" ucap Aska menghapus air mata dan mengecup singkat pipi Alvin.

"Yuk dit" ajak Aska

"Tapi bang..."

Aska tersenyum dan menunjuk CCTV yang ada di kamar Alvin, seakan mengerti maksud abangnya itu, Adit mengangguk dan mendekatu Alvin mengelus rambutnya, kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamar Alvin bersama Aska dan tidak lupa menutup pintu kamar itu lagi.

.

.

.

.

.

.

.

Adrian masuk ke kamar Putra bungsunya dan melihat Alvin yang sedang termenung di balkon kamarnya. Adrian menghela nafasnya pelan karena sudah mendengar ceritanya dari Aska dan Adit.

Dia mendekati Alvin dan mengelus rambut Alvin. Alvin yang merasakan elusan itu mengangkat kepalanya melihat Adrian yang tersenyum padanya, Alvin pun langsung memeluk pinggang Adrian erat.

"D-daddy" panggil Alvin dengan suara bergetar menahan isak tangis yang akan keluar lagi.

"Stss, daddy sudah dengar dari abang kamu" ucap Adrian dan menggendong Alvin ala koala. Alvin mengalungkan tangannya dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Adrian, menikmati elusan lembut Adrian dipunggungnya.

"Kamu jangan sedih lagi ya"

"Kasihan mata kamu udah bengkak dan merah gitu" ujar Adrian

"Tapi daddy hiks, Li...."

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang