"Hiks hiks huwaa" Alvin menangis sambil menatap Adit terlihat marah padanya, bukannya menenangkan adeknya itu, Adit hanya menatapnya dan berlalu begitu saja membuat Alvin langsung menahannya supaya tidak meninggalkannya.
"Abang hiks, jangan marah hiks"
"Jangan tinggalin Ino hiks"
"Adek mau daddy kan, pergi aja sana sendiri ke daddy, abang pulang" ujar Adit dan melepaskan cekalan tangan Alvin kuat, sehingga Alvin terjatuh dan malah membuat dia kaget sendiri dan merasa bersalah.
Adit menghela nafasnya kasar dan akhirnya membantu adeknya itu berdiri lagi.
"Ada apa boy" ujar Adrian menghampiri Adit dan Alvin ketika mendengar kabar dari sekretarisnya kalau putranya sedang berada di kantornya.
Adit tidak menjawab dan menatap Adrian tajam.
"Semua salah daddy" ujar Adit dan melangkahkan kakinya menjauhi Adrian dan Alvin yang masih sesugukan.
Entahlah, setelah kejadian itu Alvin jadi mudah menangis. Dia takut dan tidak mau abang atau daddynya itu marah padanya, karena mengingat sebelum kejadian itu mereka marah pada Alvin dan akhirnya mengabaikannya sehingga tepat hari itu juga dia diculik.
Mungkin itu juga jadi sedikit menimbulkan trauma untuk Alvin, dia sekarang takut sendirian dan dimarahi oleh mereka apalagi kalau sampai diabaikan.
"Kenapa boy?" Tanya Adrian tapi tidak ada jawaban dari Alvin, akhirnya dia menggendong Alvin membawanya ke ruangannya menggunakan Lift, karena ruangannya berada di lantai 15 sedangkan Adit dan Alvin tadi berada dilantai 1.
Setelah sampai di ruangan Adrian, Adrian mendudukkan Alvin di sofa yang ada disana, dia bisa melihat mata Alvin yang semakin bengkak karena terlalu banyak menangis.
"Hey boy kenapa hmm?" Tanya Adrian lagi
"Bang Adit marah sama Ino dad" jawab Alvin dengan mata berkaca-kaca
"Abang kamu marah pasti ada alasannya kan, jadi kenapa hmm?" Tanya Adrian mengelus rambut Alvin lembut.
"Salah Ino kok dad hiks, tadi Ino ingin ketemu daddy dan lari-larian di bawah sampai tangan Ino ketumpahan kopi panas karena nabrak seseorang" jelas Alvin dengan menundukkan kepalanya.
"Terus?"
"Bang Adit ingin mengobati tangan Ino tapi Ino tolak karena mau ketemu daddy"
"Dan akhirnya abang marah hiks" lanjut Alvin dengan isakan tangis yang tidak bisa dia tahan lagi.
Adrian mendengar itu hanya bisa menghela nafasnya pelan dan mengangkat badan Alvin dan memangkunya.
"Boleh daddy liat tangan baby?" Tanya Adrian lembut, Alvin mengangguk dan memperlihatkan tangannya pada Adrian.
"Daddy obati ya" ucap Adrian dan diangguki lagi oleh Alvin kemudian meletakkan kepalanya di ceruk leher Adrian.
"Sam" panggil Adrian pada tangan kanannya itu
"Ada yang bisa saya bantu tuan" ujar Sean
"Ambilkan saya kotak P3K, dan juga makanan buat Alvin" perintah Adrian
"Baik tuan" jawab Sam kemudian sedikit menunduk hormat dan keluar dari ruangan Adrian itu.
"Bang Adit gimana dad, Ino nggak mau bang Adit marah sama Ino" ujar Alvin.
"Nanti kamu bisa bicara sama abang kamu yaa, kamu minta maaf sama dia" jawab Adrian mengelus rambut bungsunya itu.
"Kalau bang Adit nggak mau maafin Ino gimana hiks"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvino Keano (End)
Novela Juvenil(Entah kenapa tiba-tiba Partnya tidak berurutan, kalau mau baca urutin sendiri aja ya, aku juga bingung gimana memperbaikinya).. Alvin merupakan seorang cowok yang hidup dengan tujuan mencari perhatian keluarganya, Karena kejadian di masa lalu membu...