Part:6

18.7K 1.9K 62
                                    

Setelah tiga hari lamanya Alvin dihukum, sekarang Alvin dikeluarkan dari ruangan yang sangat membosankan itu.

"Pokoknya Ino nggak mau di sana lagi, kalau mau kurung Ino di kamar aja" protes Alvin menatap daddy dan abang-abangnya dengan tangan bersidekap dada

Mereka sekarang berada di ruang keluarga setelah makan malam bersama, tentunya sekarang Alvin sedang dipangku manja oleh Adrian.

"Itu tergantung kamu sendiri baby, kalau kamu lebih nakal hukuman kamu  tentunya lebih berat" ucap Aslan

"Ino nggak nakal" ketus Alvin

"Sudahlah" tengah Adrian mengelus rambut Alvin dan mengecup puncak kepala Alvin.

"Daddy, senin Ino boleh sekolah ya, Ino udah banyak istirahat kok" ucap Alvin menatap Adrian berharap.

"Ok, tapi sampai hari senin kamu harus istirahat dan jangan nakal"

"Kalau kamu nurut, kamu boleh pergi ke sekolah"

"Wahh asyik, makasih daddy" ucap Alvin memeluk Adrian.

"Ino sayang daddy"

"Setelah itu gue bebas pergi main keluar hehe" batin Alvin merasa tidak sabar

"Daddy juga" balas Adrian melepaskam pelukan Alvin.

"Sekarang baby tidur ya"

Alvin melirik jam yang ada di mansion itu, dia berdecak pelan ketika melihat jam masih menunjukkan pukul 9 malam. Kalau dia membantah nanti dimarahin lagi pikirnya, lagian mereka pasti maksa Alvin jugakan, terus ngancam lagi.

"Iya dad" ucap Alvin turun dari pangkuan Adrian dan mencium singkat pipi Adrian.

"Ino tidur dulu ya dad, bang" pamit Alvin dan diangguki oleh mereka

"Main game ahh" batin Alvin tersenyum senang saat membelakangi mereka.

"Baby tunggu" ucap Aska menghentikan langkah Alvin

"Kenapa bang"

"Tidur bareng abang" ucap Aska dan menghampiri Alvin.

"Anjirlah, ada aja halangannya"

"Gue harus jawab apa lagi kalau gini" batin Alvin seraya berpikir untuk menolak.

"Yuk baby" ajak Aska menarik tangan Alvin yang tampak diam

"Nggah ahh, nanti Ino malah nggak bisa tidur" ucap Alvin

"Kenapa?" Tanya Aska heran dan menghentikan langkahnya.

"Abangkan tidurnya ngorok, nggak mau ah tidur bareng abang" ujar Alvin melepaskan tangan Aska dan melenggang pergi ke kamarnya melalui lift.

"Pftt"

"Benaran bang, abang kalau tidur ngorok?" Tanya Adit menahan tawanya.

"Mana gue tau, gue kan tidur" ucap Aska mengangkat bahunya acuh

"Tapi masa sih gue ngorok, kayaknya nggak deh"

"Apa gue perlu rekam kali ya, supaya tau gue ngorok atau nggak" batin Aska

"Kalau abang mau tau abang ngorok atau nggak, Adit akan tidur sama abang"

"Biar Adit rekam berapa keras suara ngorok abang hahaha"

"Pasti keras banget ya, Alvin aja sampai nggak mau tidur sama abang haha" tawa Adit menatap mengejek abangnya itu

Aska mendengar itu menatap Adit dengan raut wajah datar, sedangkan Adit masih saja ketawa membayangkan Aska ngorok.

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang