Part: 3

40.1K 4K 202
                                    

"Apa yang lo lakuin Alvin" bentak seseorang menatap Alvin tajam.

Alvin berdecak pelan dia tidak suka melihat tatapan itu, dia menghela nafasnya pelan kemudian menatap orang itu santai tanpa rasa takut.

"Loh gue ketauan sama ketua osis ternyata" ucapnya santai

"Alvin" bentak orang itu lagi

"Ck berisik lo, kalau mau kasih hukuman ayo, tapi jangan natap gue seperti itu gue nggak suka"

"Sejak kapan lo merokok?" Tanya Aska, ya orang yang mengambil rokok Alvin tadi adalah abang kedua Alvin.

"Lo tau apa tentang gue" ketus Alvin dan menatap Aska tajam, melihat tatapan itu Aska langsung kaget.

Dia tau arti tatapan itu, tatapan yang penuh kebencian, kekecewaan dan sedih. Padahal beberapa minggu lalu Alvin masih menatap mereka lembut, haus kasih sayang tapi kenapa begitu cepat berubah, Aska nggak suka melihat tatapan itu membuat perasaannya menjadi sesak.

Aska menggelengkan kepalanya dan menatap Alvin intens.

"Apa, mau gue colok mata lo" kesal Alvin

"Lo kalau melakukan ini hanya untuk mencari perhatian kami, lebih baik lo berhenti nggak ada gunanya"

"Ck lo pikir apa yang gue lakukan semuanya untuk cari perhatian kalian haa, tapi sorry gue nggak butuh lagi perhatian kalian"

Mendengar itu lagi-lagi Aska kaget dan terdiam, sedangkan Alvin yang melihat Aska yang terdiampun langsung tersenyum miring dan meninggalkan Aska sendirian, namun baru beberapa langkah tangannya langsung di cekal olah Aska.

"Lo bercanda kan?"

"Apa lo liat gue sedang bercanda"

Aska lagi-lagi menatap Alvin intens, mencari kebohongan di wajah Alvin, namun nihil dia tidak menemukan kebohongan di sana.

Kenapa ini, kenapa dia merasaan perasaan yang sangat menyesakkan, dia tidak suka, entah kenapa dia mau Alvin terus mencari perhatian padanya, dia mau Alvin kembali seperti dulu lagi yang berusaha bersikap manja padanya.

"Lepasin tangan lo brengsek" bentak Alvin dan menonjok pipi Aska yang lagi-lagi terdiam.

Aska tersadar ketika mendapat tonjokan dari Alvin, sedangkan Alvin yang berhasil terlepas pun langsung melangkah pergi meninggalkan Aska.

"ALVIN" teriak Aska tapi di hiraukan oleh Alvin.

"Akhhh Sialan" teriak Aska mengusap wajahnya kasar, dia terus menatap Alvin yang terus melanjutkan langkahnya sampai Alvin hilang dari pandangannya.

Sedangkan Alvin semakin melajukan langkahnya, tujuannya mau menuju taman belakang sekolah untuk menenangkan dirinya.

Sesampainya di sana, Dia termenung dan duduk bersandar di pohon besar yang ada di taman belakang itu.

Alvin menghela nafasnya gusar dan menatap kosong ke depannya.

"Jangan nangis Alvin, jangan nangis" gumamnya menyemangati dirinya sendiri, namun sepertinya hatinya tidak mendengarkan gumaman Alvin.

Air matanya jatuh tanpa seizinnya, dengan cepat Alvinpun langsung menghapus air matanya kasar.

"Gue berhasil sedikit membalas dia, tapi kenapa hati gue tetap aja sakit hiks"

"Seharusnya gue senang melihat ekspresi kaget dan tidak terimanya itu hiks, tapi kenapa hiks" isak Alvin memukul-mukul dadanya, sampai seseorang menghentikan aksinya.

"Lo kenapa?"...

.

.

.

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang